Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

16 Juta Dosis Vaksin Sinovac Datang ke Tanah Air, Pakar Jelaskan Alasan Antibodi Bisa Turun Usai Vaksinasi Covid-19

Nabila Nurul Chasanati - Minggu, 28 Maret 2021 | 07:15
Vaksin COVID-19 (ilustrasi)
pixabay

Vaksin COVID-19 (ilustrasi)

GridHype.ID - Indonesia kembali kedatangan Vaksin Sinovac buatan China.

Dilansir dari Kompas.com, Pemerintah menerima 16 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac, Kamis (26/3/2021).

Bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac tersebut mendarat di bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Baca Juga: Wagub NTB Dinyatakan Positif Covid-19 Padahal Sudah 2 Kali Suntik Vaksin, Kemenkes Beri Penjelasan Penawar Virus Corona Tak Bikin Kebal tapi Butuh Proses

Vaksin dalam sembilan envirotainer ini selanjutnya dibawa menggunakan ke Bio Farma untuk diproses lebih lanjut.

Penerimaan 16 juta dosis vaksin bahan baku ini merupakan tahap ke-7 kedatangan vaksin Sinovac.

Evaluasi Juru Bicara Vaksinasi Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, 16 juta dosis bahan baku vaksin akan menjalani proses pemeriksaan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Sudah Divaksin Tapi Masih Bisa Positif Covid-19, Kemenkes Singgung Waktu yang Dibutuhkan Antibodi Usai Penyuntikan Vaksin Dosis Kedua

Vaksin nantinya akan diberikan pada tahap kedua yakni April-Maret 2022.

"Masih harus diproses, tapi untuk menyasar tahap kedua ini. Untuk vaksin yang datang diproduksi Bio Farma, jadi vaksin ketika sudah jadi lalu diperiksa BPOM untuk lot samping," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/3/2021).

Senada, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, BPOM akan melakukan evaluasi terhadap 16 juta dosis vaksin tersebut.

Baca Juga: Sempat Disebut Haram Karena Mengandung Enzim Babi, MUI Keluarkan Fatwa Halal Penyuntikan Vaksin AstraZeneca Karena Darurat, Satgas Covid-19:Bukan Kandungan Utama

Hal ini dilakukan demi menjamin keamanan, mutu, dan khasiat vaksin sebelum diedarkan.

Beberapa masyarakat masih dibingungkan soal cara kerja vaksin Covid-19 dalam tubuh.

Dilansir dari Banjarmasin Post, Vaksinasi covid-19 ini sebagai upaya untuk menciptakan herd community atau kekebalan komunitas.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tunjuk Pesantren di Jawa Timur Sebagai Penerima Vaksin AstraZeneca, Juru Bicara Kemenkes Beri Penjelasan Ini

Tapi belakangan ini media sosial diramaikan dengan beredarnya informasi berisi grafik antibodi usai divaksin Covid-19.

Disebutkan bahwa antibodi menurun beberapa hari setelah suntikan vaksin pertama. Grafik itu pun kemudian banyak menimbulkan salah persepsi bagi warganet.

Beberapa di antaranya bahkan menyimpulkan bahwa usai vaksinasi Covid-19, tubuh lebih rentan terpapar virus corona.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tunjuk Pesantren di Jawa Timur Sebagai Penerima Vaksin AstraZeneca, Juru Bicara Kemenkes Beri Penjelasan Ini

Tapi belakangan ini media sosial diramaikan dengan beredarnya informasi berisi grafik antibodi usai divaksin Covid-19.

Disebutkan bahwa antibodi menurun beberapa hari setelah suntikan vaksin pertama. Grafik itu pun kemudian banyak menimbulkan salah persepsi bagi warganet.

Beberapa di antaranya bahkan menyimpulkan bahwa usai vaksinasi Covid-19, tubuh lebih rentan terpapar virus corona.

Baca Juga: Usai MUI Keluarkan Fatwa Boleh Gunakan Vaksin yang Mengandung Tripsin Babi, AstraZeneca Justru Bantah Penawar Covid-19 Produksinya Gunakan Bahan dari Binatang Haram

Grafik munculnya antibodi di hari 0 vaksinasi

Grafik munculnya antibodi di hari 0 vaksinasi

Lantas, benarkah demikian?

Reaksi tubuh

Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan urutan reaksi tubuh dalam menerima vaksin.

Baca Juga: Penelitian Terbaru Sebut Vaksin AstraZenecca Menunjukkan Tingkat Keefektifan Sebesar 85% Pada Usia 65 Tahun atau Lebih

Menurut Tonang, tubuh akan melakukan priming atau pengenalan setelah suntikan vaksin pertama.

Kemudian sel plasma dan sel-B memori akan terbentuk dengan cepat.

"Sel plasma ini yang dengan cepat membentuk antibodi. Tapi karena baru pengenalan awal, sel plasma yang terbentuk ini bekerja singkat," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Baca Juga: Bermasalah di Beberapa Negara Eropa Lantaran Kasus Penggumpalan Darah, Vaksin AstraZeneca Dinyatakan Halal oleh Fatwa MUI Meski Mengandung Babi

Hari ke-7

Pada hari ke-7, sel plasma mulai muncul dan hari ke-10 sampai 12 mulai terbentuk antibodi.

Namun setelah itu, jumlah antibodi akan turun.

Meskipun antibodi menurun bukan berarti tubuh akan menjadi lebih rentan terinfeksi virus.

Baca Juga: Hindari Jenis Obat-obatan Penghilang Rasa Sakit, Jangan Lakukan 4 Hal Ini Usai Vaksinasi Covid-19 Agar Tak Menyesal

Selain itu, kondisi kerentanan tubuh terinfeksi sebelum dan sesudah vaksinasi sama saja.

"Sampai nanti saatnya tercapai titer antibodi optimal, baru ada beda kondisi. Maka risiko terinfeksi sebelum dan sementara waktu setelah divaksin, pada dasarnya sama saja," ujarnya.

Ketika antibodi sudah turun dan hampir habis, itu merupakan waktu yang tepat untuk menyuntikkan dosis kedua vaksin.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Disebut Akan Kadaluwarsa Maret ini, Jubir Satgas Covid-19 Buka Suara Hingga Kemenkes Tegaskan Tak Ditemukan Efek Samping Berat Usai Vaksinasi

Ia menuturkan, sel-B memori yang sudah terbentuk dari suntikan pertama, dengan cepat berproliferasi menjadi sel plasma dalam jumlah besar.

"Kemampuan sel plasma hasil dari sel-B memori ini besar sehingga dengan cepat membentuk antibodi dalam jumlah besar," jelas dia.

"Pola itu yang diharapkan terjadi pada pemberian suntikan vaksin dengan 2 dosis berjeda waktu tertentu," sambungnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tetap Instruksikan Vaksinasi di Bulan Ramadhan Pada Malam Hari, Meski MUI Telah Keluarkan Fatwa Vaksin Tak Batalkan Puasa

Tonang mengatakan, besaran dosis dan jeda pemberian ini ditentukan dari hasil uji klinik untuk mencari kombinasi yang optimal.

Artinya, turunnya antibodi tidak selalu terjadi pada hari ke-28 usai vaksinasi dosis pertama.

Pengujian juga diperlukan dalam mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titer antibodi optimal setelah pemberian dosis kedua.

Baca Juga: Padahal Baru Tiba di Indonesia, Vaksin AstraZeneca Bermasalah di Negara Eropa Lantaran Kasus Pembekuan Darah, Satgas Penanganan Covid-19 Angkat Bicara

Menurut Tonang, suntikan dosis kedua vaksin saat antibodi masih tinggi justru akan berdampak pada efektivitas vaksin yang berkurang.

"Bila disuntikkan dosis kedua, saat antibodi masih relatif tinggi, maka justru vaksin itu akan "ditangkap" oleh antibodi Covid-19. Akibatnya berkurang efektivitasnya," kata dia.

Terlepas dari itu, Tonang menampik adanya informasi bahwa orang yang sudah divaksin memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: PT Bio Farma Masih Jajaki 2 Perusahaan Produsen Penawar Virus Corona, Berikut Ulasan 3 Kandidat Vaksin Program Vaksinasi Gotong Royong

Namun, orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid-19, apalagi sebelum tercapai titer antibodi optimal.

"Maka tetap sama, harus hati-hati menerapkan protokol kesehatan," tutupnya.

(*)

Source : KOMPAS.com Banjarmasin Post

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x