GridHype.ID - Baru-baru ini publik dibuat heboh dengan kabar terkait vaksin Sinovac.
Ya, vaksin Sinovac sebentar lagi memasuki kadaluwarsa.
Hal ini langsung mendapat tanggapan dari Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.
Baca Juga: Indonesia Resmi Bergabung, Inilah 13 Negara yang Telah Menangguhkan Vaksin AstraZeneca, Mana Saja?
Dilansir dari Tribunnews.com, Wiku Adisasmito menegaskan bahwa vaksin CoronaVac yang didatangkan pada batch pertama, telah habis digunakan.
Pernyataan Wiku Adisasmito tersebut merespon pertanyaan massa kedaluwarsa vaksin tersebut yang jatuh pada 25 Maret 2021.
"Vaksin tersebut sudah habis digunakan," kata Wiku dalam Konferensi pers yang disiarkan youtube Sekretariat Presiden, Selasa, (16/3/2021).
Menurut Wiku Adisasmito, pemerintah memperhatikan semua detail dan teknis terkait vaksinasi termasuk masa pakai vaksin.
Hal itu dilakukan demi memastikan keamanan dan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia yang akan mendapatkan vaksin tersebut.
Wiku Adisasmito menjelaskan Vaksin Covid-19 yang akan segera kadaluwarsa yakni vaksin Coronavac batch pertama yang berjumlah yang berjumlah 3 juta dosis.
Vaksin ini didatangkan pada Desember 2020 dan telah digunakan sejak Januari 2021 termasuk kepada presiden.
Selain kepada kepala negara vaksin tersebut telah digunakan kepada tenaga kesehatan dan pelayan publik.
"1,45 juta tenaga kesehatan dan 50.000 petugas pelayan publik," kata dia.
Vaksin yang saat ini digunakan kata Wiku, adalah vaksin yang didatangkan dalam bentuk bulk atau bahan baku, yaang kemudian diproses oleh PT Bio farma.
"Saat ini digunakan untuk lansia dan petugas pelayanan publik," pungkasnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut belum ada efek samping yang berat usai dilakukan vaksinasi Sinovac.
Hal ini diungkapkan oleh Siti Nadia Tarmizi yang mengatakan bahwa belum ada kejadian ikutan pasca-imuniasi (KIPI) yang bersifat berat usai disuntik vaksin Covid-19 Sinovac.
Dilansir dari Kompas.com, Menurut Nadia, keluhan yang dilaporkan usai disuntik vaksin Covid-19 bersifat ringan, seperti nyeri, sakit kepala, hingga badan terasa lemah.
"Satu dua hari keluhan-keluhan tersebut rata-rata sudah hilang, nyeri, sakit kepala, badan terasa tidak enak, kita lihat itu sebagai gejala ringan yang satu dua hari akan kembali sehat," kata Nadia dalam diskusi virtual bertajuk "Peta Jalan Menuju Herd Immunity" Rabu (17/3/2021).
Nadia juga mengatakan, dalam upaya percepatan herd immunity atau kekebalan komunitas, Kemenkes mulai memperbanyak lokasi pelaksanaan vaksinasi massal.
Ia mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak swasta dan BUMN dalam melaksanakan vaksinasi massal.
"Itu upaya kita memperluas dan mempercepat vaksinasi yang kita tahu ini tantangan yang cukup besar untuk mencapai herd immunity tadi," ujarnya.
(*)