1,1 Juta Dosis Penawar Virus Corona dari Inggris Tiba di Tanah Air, Apa Bedanya Vaksin AstraZeneca dengan Buatan China Sinovac?

Kamis, 11 Maret 2021 | 06:30
Le Monde Soir

Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca, untuk tindakan pencegahan dihentikan sementara di Austria setelah seorang wanita dilaporkan tewas setelah disuntik.

GridHype.ID - Baru-baru ini, Indonesia kedatangan vaksin AstraZeneca sebanyak 1,1 juta dosis.

Vaksin ini buatan Oxford-AstraZeneca tiba di Indonesia pada Senin (8/3/2021) sore.

Dilansir dari Kompas.com dari siaran YouTube resmi Sekretariat Presiden, Vaksin ini tiba pukul 17.45 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Baca Juga: Kemenkes Bagikan 6 Tips Untuk Calon Penerima Vaksin, Berikut Daftar Makanan yang Bisa Kurangi Efek Samping Vaksinasi Covid-19

Tampak satu kontainer besi besar mulai diturunkan dari pesawat.

Adapun jenis vaksin yang datang adalah buatan Inggris, Astrazeneca sebanyak 1.113.600 vaksin, dengan total berat 4,1 ton.

Kedatangan AstraZeneca ini menambah stok persediaan vaksin pemerintah untuk masyarakat.

Baca Juga: Sebanyak 1,1 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia, Simak Tahapan dan Jadwal Vaksinasi yang Dilakukan Pemerintah

Seperti yang diketahui, Indonesia sendiri sebelumnya sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dengan vaksin buatan China, Sinovac.

Vaksin Sinovac China sendiri telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dilansir dari Tribun Jogja, hasil uji klinis dan penelitian dari BPOM menyatakan bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac terbukti efektif dan mampu membentuk antibodi terhadap virus corona.

Baca Juga: Mengapa Vaksin Covid-19 Disuntikkan pada Lengan Bagian Atas? Begini Penjelasannya

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan vaksin Sinovac memiliki efikasi vaksin sebesar 65,3 persen.

Dengan kedatangan vaksin AstraZeneca, artinya ada dua jenis vaksin yang akan segera digunakan di Indonesia, yakni Sinovac dan AstraZeneca.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sebelumnya juga telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac ini terbukti halal dan suci.

Baca Juga: Badan Pegal-pegal Pasca Disuntik Vaksin Covid-19? Tenang Saja, Kamu Bisa Atasi dengan Sederet Makanan Berikut Ini

Dan vaksin Covid-19 buatan Sinovac pun telah disuntikkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran petinggi negara serta tokoh publik di tanah air.

Kini Indonesia sudah memiliki dua jenis vaksin Sinovac China dan Oxford-AstraZeneca.

Lantas apa saja perbedaan kedua vaksin ini?

Baca Juga: Digadang-gadang Mampu Tangkal Varian Inggris B.1.1.7, Kini Bisakah Vaksin Sinovac Efektof Tangkal Varian Brasil?

Dilansir dari Kompas.com, berikut perbedaan antara kedua jenis vaksin ini.

1. Teknologi Vaksin

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca-Oxford adalah vaksin vektor adenovirus simpanse.

Ini berarti bahwa tim pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.

Baca Juga: Ditemukan Pasien Positif Covid-19 Mutasi dari Inggris B.1.1.7 di Indonesia, Bisakah Vaksin Sinovac Tangkal Varian Baru Virus Corona Ini?

Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari Covid-19 coronavirus yang disebut protein spike, bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus corona SARS-CoV-2.

Saat vaksin dikirim ke sel manusia, ini memicu respons kekebalan terhadap protein spike, menghasilkan antibodi dan sel memori yang akan mampu mengenali virus penyebab Covid-19.

Vaksin Sinovac

Sementara vaksin yang dibuat Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan.

Baca Juga: Satu Tahun Jadi Pandemi Global, WHO Sebut Virus Corona Berpotensi Menjadi Endemik, Begini Tanggapan PB IDI

Tujuannya adalah memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.

Metode inactivated virus adalah metode yang sering dipakai dalam pengembangan vaksin lain seperti polio dan flu.

2. Efikasi

Vaksin AstraZeneca

Pada makalah yang diterbitkan pada Januari, penulis menjelaskan bahwa vaksin menawarkan perlindungan 64,1 persen setelah setidaknya satu dosis standar.

Baca Juga: 10 Juta Dosis Vaksin Sinovac Kembali Tiba di Indonesia, Manakah Penawar Virus Corona Terbaik yang Beredar di Dunia?

Selain itu, efikasi jika diberikan dalam dua dosis adalah 70,4 persen.

Lalu pada orang yang meminum setengah dosis kemudian satu dosis penuh efikasinya 90 persen.

Komite Vaksin memperkirakan dari tiga minggu hingga 9-12 minggu setelah penyuntikan pertama, vaksin dapat mencegah sekitar 70 persen kasus penyakit serius.

Baca Juga: Banyak yang Menolak Divaksinasi dengan Sinovac, China Kembali Luncurkan Penawar Virus Corona, Vaksin CanSino Sekali Suntik Miliki Efikasi 95,47 Persen

Vaksin Sinovac

Efikasi vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech berdasarkan uji klinis fase ketiga di Indonesia sebesar 65,3 persen.

"Vaksin Sinovac yang diuji di Indonesia hasilnya per tanggal 9 Januari 2021 memiliki keamanan baik, imunogenesitas 99 persen, dan efikasi vaksin 65,3 persen,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil.

Selain Indonesia, Turki dan Brasil juga sudah mengumumkan. Di Turki efikasi Sinovac mencapai 91,25 persen dan Brasil sebesar 50,4 persen.

Baca Juga: Pemerintah Teken Peraturan Terkait Vaksinasi Gotong Royong, Epidemiolog Singgung Soal Ketidakadilan

3. Efek Samping

Vaksin AstraZeneca

Dilansir dari www.gov.uk, dalam uji klinis vaksin AstraZeneca, sebagian besar efek samping yang dirasakan dalam kategori ringan hingga sedang. Kebanyakan efek samping hilang dalam beberapa hari, tapi ada juga yang sampai seminggu setelah vaksinasi.

Efek samping yang sangat umum (dialami lebih dari 1 pada 10 orang): Nyeri, gatal, atau memar di area suntikan; Merasa lelah; Menggigil atau demam; Sakit kepala; Mual; Nyeri sendi atau nyeri otot.

Baca Juga: Kabar Gembira! Kegiatan Belajar Mengajar Bakal Kembali Dibuka pada Juli 2021, Pemerintah Syaratkan Tenaga Pendidikan Terima Vaksinasi Covid-19

Vaksin sinovac

Pada vaksin Sinovac, efek samping yang dialami ringan hingga sedang. Setelah vaksinasi, kebanyakan orang merasakan nyeri di sekitar tempat suntikan.

Efek samping yang paling banyak terjadi adalah gatal dan mengantuk.

4. Penyimpanan

Vaksin AstraZeneca

Penyimpanan vaksin AstraZeneca dinilai tak rumit, karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem seperti beberapa jenis vaksin lainnya.

Baca Juga: Teken Aturan Vaksin Gotong Royong, Pemerintah Pastikan Vaksinasi Gratis Bagi Karyawan dan Keluarga Bisa Selesai dalam 12 Bulan

Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat.

Vaksin bisa disimpan di lemari es standar dengan suhu berkisar 2-8 derajat celcius, dan tetap bertahan selama enam bulan.

Hal ini akan memudahkan proses distribusi vaksin ke daerah-daerah sasaran penerima vaksin.

Baca Juga: Datanya Tidak Diungkap Secara Jelas, Jepang Sebut Vaksin Sinovac China Tak Bisa Dipercaya: Banyak Hal Tidak Jelas di Sana

Vaksin Sinovac

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac hanya membutuhkan penyimpanan dalam lemari es, dengan standar suhu 2-8 derajat celcius, dan dapat bertahan hingga 3 tahun lamanya.

5. Usia penerima

Vaksin AstraZeneca

Melansir BBC, 29 Januari 2021, otoritas vaksinasi Jerman menegaskan suntikan vaksin AstraZeneca hanya boleh diberikan kepada orang berusia di bawah 65 tahun.

Baca Juga: Dibagi 4 Pola dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua, Sebanyak 5500 Jurnalis di Jabodetabek Disuntik Sinovac

Kemudian, direkomendasikan kepada orang berusia 18-64 tahun di setiap tahap.

Vaksin Sinovac

Usia prioritas penerima vaksin Sinovac adalah orang dewasa sehat usia 18-59 tahun.

Pada Senin, 8 Februari 2021, vaksin Sinovac mendapat izin untuk diberikan kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun.

Baca Juga: Banyak yang Menolak Lakukan Vaksinasi, Akankah Target Pemerintah Beri Vaksin pada 181 Juta Orang Bisa Tercapai Dalam Waktu Satu Tahun?

6. Kemampuan melawan varian baru

Vaksin AstraZeneca

Diberitakan Kompas.com, Senin (28/12/2020), kepala perusahaan di balik vaksin Oxford-AstraZeneca menyampaikan bahwa para peneliti yakin vaksin yang dikembangkannya efektif melawan jenis varian virus baru B.1.17.

Vaksin Sinovac

Vaksin Sinovac yang ada di Indonesia saat ini masih efektif melawan varian baru B.1.1.7.

(*)

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com