Satu Tahun Jadi Pandemi Global, WHO Sebut Virus Corona Berpotensi Menjadi Endemik, Begini Tanggapan PB IDI

Rabu, 03 Maret 2021 | 08:30
EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI

Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

GridHype.ID -Pada awal 2020 lalu, badan kesehatan dunia WHO, resmi menyatakan virus corona menjadi pandemi global.

Namun, terbaru pakar dari WHO menyebut virus corona akan berpotensi menjadi endemik.

Melansir dari kompas.com, pada akhir tahun 2020, pakar Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 ini bisa menjadi endemik.

WHO menyatakan, meski pandemi virus corona yang kita hadapi saat ini sangat parah, fenomena ini belum tentu yang besar.

Baca Juga: WHO Keluarkan Peringatan Jika Covid-19 Bisa Menjadi Endemik, Apa Bedanya dengan Pandemi, Benarkah Virus Corona Tidak Bisa Hilang?

Oleh sebab itu, WHO mengingatkan agar dunia bisa belajar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Virus (corona) ditakdirkan akan menjadi endemik. Bahkan saat vaksin mulai diluncurkan," kata Profesor David Heymann, ketua kelompok penasihat strategi dan teknis WHO untuk bahaya infeksi.

Dia melanjutkan, saat ini dunia sangat berharap adanya herd immunity.

Entah bagaimana banyak yang percaya, jika banyak orang yang kebal terhadap virus maka angka penularan akan menurun.

Baca Juga: Bisa Menginfeksi Mata, Ini Dia 3 Gejala Virus Corona yang Perlu Diketahui

Heymann yang juga seorang ahli epidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, konsep herd immunity disalahpahami.

"Tampaknya takdir (virus corona) SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 akan menjadi endemik, seperti halnya 4 virus corona lain yang menginfeksi manusia. Virus akan terus bermutasi saat berkembang biak di sel manusia," imbuhnya seperti dilansir Guardian, 29 Desember 2020.

“Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Ancaman ini akan terus berlanjut. Jika ada satu hal yang perlu kita pelajari dari pandemi ini, dengan semua tragedi dan kehilangan,kita perlu bertindak bersama. Kita perlu melakukan tindakan yang lebih baik setiap hari.”

Kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan menambahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tidak berarti menghentikan protokol kesehatan seperti jaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan di masa depan.

Swaminathan berkata, peran pertama dari vaksin adalah untuk mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah, dan kematian.

Apakah vaksin juga akan mengurangi jumlah infeksi atau mencegah orang menularkan virus, pertanyaan ini masih harus dikaji.

Baca Juga: Banyak yang Menolak Divaksinasi dengan Sinovac, China Kembali Luncurkan Penawar Virus Corona, Vaksin CanSino Sekali Suntik Miliki Efikasi 95,47 Persen

"Saya tidak percaya kami memiliki bukti bahwa vaksin apapun dapat mencegah seseorang benar-benar terinfeksi dan karena itu masih dapat menularkannya,” kata Swaminathan.

"Jadi, kita perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama."

Di kesempatan yang sama, Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tahun ini kita akan melihat tantangan baru dari Covid-19.

Misalnya, varian baru Covid-19 dan tantangan membantu orang yang lelah dengan pandemi.

Baca Juga: Tingginya Kesadaran Masyarakat akan Bahaya Virus Corona, Imbas Kehidupan di Australia Kini Berangsur Normal

Mengutip dari tribunjogja,com, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Abid Khumaidi, menilai pernyataan pakar di Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut Covid-19 bisa menjadi endemik merupakan hipotesis.

"Masih hipotesis, masih dugaan. Kalau kita sekarang bicara endemik ya mungkin nanti, kita belum mengonfirmasi itu," kata Abid dalam diskusi secara virtual, Senin (1/3/2021).

Abid mengatakan, pernyataan tersebut sama dengan prediksi bahwa pandemi Covid-19 sama seperti virus flu biasa.

Namun, belum ada data yang kuat untuk membuktikan hal tersebut.

"Sekali lagi ini masih bentuk hipotesis, bukan tidak mungkin ini bisa terjadi," ujarnya.

Virus corona (covid-19) yang dinyatakan sebagai pandemi global ini disebut akan berpotensi menjadi endemik, lantas apa sebenarnya perbedaan pandemi dan endemik?

Baca Juga: Bikin Banyak Pendaftar Kelabakan, Ini Penjelasan Soal Status Kartu Prakerja yang Berubah Menjadi 'Sedang Diproses'

Endemi

Melansir situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), endemi merupakan penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.

Endemi adalah keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu.

Contoh penyakit endemi di Indonesia antara lain malaria dan demam berdarah dengue (DBD).

Baca Juga: Terkini! Kasus Virus Corona Baru Mirip Varian Afrika Selatan Meningkat di New York

Pandemi

Sementara Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.

Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau benua, biasanya mengenai banyak orang.

Contoh penyakit yaang menjadi pandemi yaitu Coronavirus disease 2019 (Covid-19).

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com, Tribunjogja.com