GridHype.ID -Sambal menjadi salah satu pelengkap makanan yang disukai masyarakat Indonesia.
Sebagai informasi, sambal adalah istilah besar yang dalam kuliner Indonesia merujuk pada saus maupun kondimen pedas.
Secara garis besar, sambal berbahan utama cabai yang dilumatkan sehingga keluar kandungan sari cabai dan ditambah bahan-bahan lain seperti garam dan terasi.
Ada bermacam-macam variasi sambal yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu sambal yang jadi favorit yakni sambal terasi.
Melansir dari Kompas.com, sambal terasi adalah salah satu sambal paling umum yang kamu temukan di masakan Indonesia.
Kamu bisa mencampurkan beberapa bahan sesuai selera, seperti tomat segar yang bisa membuat rasa sambal terasi semakin nikmat.
Sambal terasi juga cukup fleksibel untuk dipadukan dengan makanan apa pun, misalnya ayam penyet.
Aroma khas sambal terasi tomat pun bisa membuat nafsu makan menjadi berlipat.
Namun sayang, tak banyak yang tahu kalau sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau dicampur dengan 2 bahan ini.
Bahan apa sajakah itu?
Melansir dari SajianSedap.com, inilah 2 bahan yang justru berbahaya bila dicampur untuk membuat sambal terasi:
1. Minyak Bekas Goreng
Sambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak.
Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas.
Baru kemudian diulek.
Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.
Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmatdi lidah.
Nah, minyak ini juga memainkan peranan pentinguntuk membuat sambal lebih enak, loh.
Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal.
Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal.
Sambal pun jadi makin nikmat.
Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, loh.
Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans.
Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggi.
Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.
Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.
Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.
Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.
2. Terasi Oplosan
Ya, ayam goreng paling sering ditemani dengan sambal terasi nikmat.
Rasanya, keduanya sudah jadi teman baik sejak lama.
Tapi, tahukah kamu kalau sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?
Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.
Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.
Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.
Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.
Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.
Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan.
Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.
Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.
"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang.
Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.
Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.
"Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.
Karena itu, proses pemilihan terasi juga pentingkamu lakukan di pasaran, loh.
Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.
Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.
Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.
Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.
Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.
Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.
Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.
Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.
Resep sambal terasi tomat
Yuk coba resep sambal terasi tomat sederhana berdasarkan buku "100 Resep Variasi Sambal" karya Suryatini N. Ganie terbitan Gramedia Pustaka Utama yang dikutip dari Kompas.com:
Bahan
4 buah cabai merah
3 buah cabai rawit
1 buah tomat merah
½ sendok teh (secukupnya) garam
1 sendok teh terasi goreng
1 sendok teh gula merah
Cara membuat sambal terasi tomat
1. Panggang cabai merah, cabai rawit, dan tomat merah di atas api.
Lalu angkat dan haluskan.
2. Bumbui dengan garam, terasi, dan gula merah.
Koreksi rasa.
3. Sambal terasi tomat pun siap disajikan, cocok dinikmati dengan aneka lauk dan nasi panas.
(*)