GridHype.ID - Pandemi Covid-19 sudah satu tahun lamanya menjadi momok bagi dunia.
Kehadiran vaksin Covid-19 diharapkan menjadi pemutus mata rantai penyebaran virus corona.
Indonesia sendiri sudah menjadwalkan vaksinasi Covid-19 untuk warganya.
Hingga kini, pelaksanaan vaksin Covid-19 sudah memasuki tahap kedua yang menyasar para pekerja publik dan masyarakat lansia.
Kebutuhan vaksin yang tersedia di Indonesia memang cukup terbatas.
Kendati demikian, komitmen dan upaya pemerintah untuk membebaskan diri dari pandemi Covid-19 terus dilakukan.
Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19 Sinovac.
Dilansir dari Kontan, kedatangan vaksin Covid-19 tahap kelima pada Selasa (2/3).
Bertepatan satu tahun Indonesia mengalami pandemi Covid-19, sebanyak 10 juta vaksin Covid-19 dari Sinovac dalam bentuk bulk mendarat di Bandara Soekarno Hatta.
Dengan kedatangan ini, maka total Indonesia sudah mengamankan 38 juta vaksin Covid-19.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menerangkan, dengan 10 juta dosis vaksin yang datang akan digunakan untuk program vaksinasi pemerintah tahap kedua yang menargetkan 16,9 juta petugas layanan publik dan 21,5 juta kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) usia 60 tahun ke atas.
”Kehadiran vaksin Covid-19 tahap kelima menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dan mengakhiri pandemi, melalui program vaksinasi gratis," jelas Dante dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id pada Selasa (2/3).
10 Juta vaksin berbentuk bulk dalam enam envirotainer tersebut lalu dibawa ke Bio Farrna di Bandung.
Kedatangan vaksin dalam bentuk bulk ini merupakan kali ketiga yang akan diproduksi Bio Farma yang sudah mendapatkan sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Proses evaluasi terhadap vaksin yang baru tiba tersebut tetap dilakukan oleh BPOM untuk menjamin keamanan, mutu, dan khasiat dari vaksin Covid-19.
Lebih lanjut, Dante menyebut, ke depannya secara bertahap akan datang lagi 185 juta vaksin dari Sinovac.
Tak hanya Sinovac, pemerintah juga masih menunggu vaksin dari Pfizer BioNTech, AstraZeneca, dan Novavax.
Dari banyaknya vaksin yang dipergunakan untuk mengatasi pandemi Covid-19, manakah yang benar-benar terbaik?
Dilansir dari Kompas.com, Kandidat vaksin corona lainnya yang mulai mendapat lampu hijau dari FDA Amerika Serikat untuk penggunaan darurat yakni vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Johnson & Johnson.
Kendati beberapa vaksin Covid-19 telah diluncurkan secara luas, namun masih memerlukan waktu berbulan-bulan sebelum vaksin-vaksin tersebut dapat diberikan peringkat mana yang terbaik.
Vaksin Covid terbaik Perlu digarisbawahi bahwa permintaan akan vaksin Covid-19 sangat tinggi, bahkan dituntut untuk produksi cepat, sementara pasokan sangat terbatas.
Tentunya, setiap upaya untuk menentukan peringkat vaksin virus corona ini tidak hanya memperhitungkan efektivitas yang dilaporkan.
Akan tetapi juga pasokan, biaya, logistik distribusi, daya tahan perlindungan yang ditawarkan, dan kemampuan vaksin dalam melindungi dari varian baru virus yang muncul.
Kendati demikian, tak bisa dipungkiri bahwa untuk mengakhiri pandemi Covid-19 ini banyak orang yang mungkin merasa sulit untuk berpaling dari hasil uji klinis yang menunjukkan efikasi atau kemanjuran dari vaksin yang ada.
Sejauh ini, lebih dari 200 juta dosis vaksin virus corona telah didistribusikan untuk mempersenjatai dunia dalam mengatasi pandemi virus corona dan data hasil uji klinis telah bergulir di beberapa negara.
Hasil teratas dari studi vaksin menunjukkan serangkaian perlindungan dan posisi teratas itu dicapai Pfizer bersama rekannya dari Jerman, BioNTech.
Efikasi vaksin Pfizer-BioNTech yang berbasis messenger RNA (mRNA) ini 95 persen efektif melindungi dari infeksi Covid-19.
Sedangkan efikasi vaksin buatan para ilmuwan Oxford University dan AstraZeneca dari Cambridge, Inggris, memberi perlindungan sebesar 70 persen.
"Ini (efikasi tinggi) mungkin menggiurkan, tetapi tidak mungkin untuk membandingkan langsung keefektifan vaksin berdasarkan hasil itu saja," kata David Kennedy, ahli ekologi dan evolusi penyakit menular di Pennsylvania State University di University Park.
Kennedy mengingatkan bahwa setiap ukuran kemanjuran vaksin Covid memiliki tingkat ketidakpastian dan uji coba vaksin mungkin memiliki definisi kriteria penting yang berbeda dan bergantung pada berbagai indikator sebagai berikut.
(*)