64% Penerima Vaksin Covid-19 Alami Gejala Stres dan Muntah-muntah, ini Kata Komnas KIPI Soal Efek dari Vaksinasi

Selasa, 23 Februari 2021 | 12:45
freepik

ilustrasi vaksin

GridHype.ID - Pemerintah Indonesia telah menjadwalkan program vaksinasi nasional untuk masyarakat.

Sementara ini program vaksinasi Covid-19 tahap kedua lebih menyasar pada kelompok lanjut usia (lansia) dan pekerja publik.

Menurut Juru bicara satgas penanganan Covid-19, Reisa Brotoasmoro mengatakan metode pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua ini nanatinya akan dilakukan dengan 4 pola.

Baca Juga: Tak Perlu Takut, Reaksi yang Timbul Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Ini Memang Biasa Terjadi

Dilansir dari Kompas.com, pola pertama vaksinasi akan dilakukan di 13.600 fasilitas kesehatan.

Kedua, vaksinasi dilakukan melalui institusi TNI/polri.

Ketiga, vaksinasi massal di tempat seperti yang sudah pernah dilakukan di kota-kota besar yakni Yogyakarta, Surabaya, Bandung dan DKI Jakarta.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Vaksin Covid-19 yang Ada di Dunia Ternyata Jadi Rebutan 215 Negara, Jokowi: Semuanya Pengen Dapat...

Keempat, dengan vaksinasi massal bergerak, di mana nantinya tim vaksinator yang akan bergerak untuk sasaran tertentu, sepertu misalnya pedagang pasar.

Seperti diketahui program vaksinasi kini memasuki tahap kedua yang menyasar para pekerja publik dan masyarakat lanjut usia di atas 60 tahun.

Dilansir dari Tribun Wow, sampai saat ini diketahui ada 64 persen lebih penerima vaksin yang merasakan stres.

Baca Juga: Waspada Vaksin Palsu Beredar di Pasaran, China Tangkap Pelaku Pembuat Vaksin Isi Larutan Garam, Sebut Raup Keuntungan Hingga Rp250 Juta Lebih

Gejala yang timbul akibat rasa stres itu para penerima vaksin menjadi muntah-muntah bahkan sesak napas.

Dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan RI, temuan itu diungkapkan oleh Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari.

Hindra menjelaskan, sampai saat ini Komnas KIPI telah menerima data terkait penerima vaksin Covid-19 dari 22 provinsi di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Ibu Hamil Dianggap Masuk Kelompok Rentan Terinfeksi Covid-19, Pfizer-BioNTech Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 Pada 4000 Relawan Wanita Hamil

Dari data-data tersebut, Hindra memaparkan sebagian besar penerima vaksin mengalami gejala ringan.

Gejala ringan itu di antaranya adalah mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, hingga berdebar-debar.

"Dari analisis data-data yang masuk memperlihatkan bahwa gejalanya umumnya bersifat ringan," ujar Hindri, Senin (22/2/2021).

Baca Juga: Program Vaksinasi Covid-19 Tetap Berjalan di Bulan Ramadan, Satgas Jawa Timur Sebut Meski Sudah Divaksin Belum Tentu Tidak Terpapar Virus Corona, Begini Penjelasannya

Hindri mengatakan, gejala ringan itu dengan sendirinya hilang tanpa perlu diobati.

"Kadang ada yang perlu diobservasi kemudian sembuh tanpa pengobatan," terang dia.

Ia mengatakan ada beberapa kasus dimana timbul gejala berat namun semuanya dapat teratasi oleh vaksinator.

"Sampai saat ini tidak ada yang mengkhawatirkan," kata Hindri.

Baca Juga: Dicecar Media karena Aksi Tutup Mulutnya Soal Penanganan Virus Corona, Mantan Menkes Terawan Lakukan Gebrakan Lewat Vaksin Nusantara

Gejala Stres

Hindri mengatakan, yang perlu diperhatikan justru adalah mereka yang masuk dalam kelompok immunization stress related response.

Kelompok ini terdiri dari lebih 64 persen.

Mereka mengalami gejala-gejala seperti mual, muntah, sesak napas, pingsan sekejap, hingga seperti lumpuh akibat stres.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Jadi Orang Pertama Kelompok Lansia yang Terima Vaksinasi Usai Diizinkan BPOM, Siapa Sangka Tak Semua Bisa Terima Vaksin Covid-19, Begini Syaratnya

"Respon yang terkait dengan kecemasan akibat proses imunisasi, bukan kandungan imunisasinya," ungkap Hindri.

Hindri mengatakan, gejala-gejala yang diakibatkan oleh stres itu tidak terjadi karena kesehatan tubuh.

Melainkan timbul akibat ketakutan, kecemasan seputar proses vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Pemberian Vaksin Tahap ke Dua Tengah Disiapkan Untuk Para Pekerja, ini 9 Kriteria Penerima Vaksin yang Perlu Kamu Tahu

"Itu memang terjadi pada dewasa, justru pada anak jarang, mungkin anak hanya jerit-jerit (menjerit) saja," jelas Hindri.

Kendati demikian, Hindri mengatakan, gejala-gejala stres tersebut semuanya dapat terobati dengan baik.

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Tribun Wow, KOMPAS.com

Baca Lainnya