Gak Perlu Beli Obat Kimia, Gula Darah Turun Kalau Rutin Makan Sayur Okra, Bikin Panjang Umur

Gridhype.id- Ada sejumlah makanan yang diketahui baik dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Penderita diabetes memang tidak diperbolehkan mengonsumsi sembarang makanan karena bisa berbahaya bagi kondisi gula darah.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol nantinya bisa membahayakan tubuh dan menyebabkan komplikasi.

Apabila hal tersebut terjadi, maka kesehatan tubuh akan sangat terganggu bahkan bisa berisiko kematian.

Salah satu jenis makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita diabetes adalah sayur okra.

Sayur yang satu ini dikenal memiliki kandungan kalori yang cukup rendah dan mampu membantu menurunkan gula darah.

Penyakit diabetes bisa muncul akibat gaya hidup yang tidak terkontrol.

Oleh karena itu, menjaga dan memperbaiki gaya hidup menjadi hal utama yang harus dilakukan.

Dilansir dari kontan.id, okra merupakan sayuran yang memiliki serat larut dan efektif mengendalikan gula darah.

Baca Juga: Jangan Coba-coba Makan 4 Menu Ini Saat Buka Puasa dan Sahur, Akibatnya Bisa Fatal

Adapun serat larut memiliki kemampuan untuk memperlambat penyerapan karbohidrat dari makanan dan menunda rasa lapar.

Kandungan flavonoid yang ada di dalamnya juga bekerja ampuh untuk mengontrol gula darah.

Adapun empat senyawa aktif yang bisa menjaga kadar gula adalah oleanolic, beta sistostenol, myricetin, dan kaempferol.

Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa mengonsumsi okra tiga kali seminggu dapat memberikan Efek positif bagi penderita diabetes.

Lantas bagaimana cara mengkonsumsinya?

Anda dapat memanfaatkan okra dengan cara mengonsumsi air rendamannya.

Siapkan 3 sampai 5 buah okra kemudian potong kepala dan ekornya.

Setelah itu itu buat belahan dari atas ke bawah dan rendam dalam 2 gelas air selama semalaman.

Anda bisa mengonsumsi air okra tersebut keesokan harinya.

Namun, ada baiknya untuk memeras polong yang terendam air tersebut hingga seluruh selain tercampur dengan air.

Baca Juga: Penderita Diabetes Dilarang Makan Karbohdrat Saat Berbuka dan Sahur, Fakta atau Mitos Semata?

(*)