GridHype.ID -Santan menjadi salah satu bahan masakan yang cukup sering dipakai masyarakat.
Hal ini tentunya bukan tanpa alasannya ya.
Pasalnya, banyakhidangan nusantara yang sering menggunakan santan dalam proses memasaknya.
Melansir dari Tribun-Bali.com, santan adalah zat putih seperti susu yang diekstraksi dari daging buah kelapa tua.
Santan bisa kental atau encer.
Saat membuat santan, produsen memarut daging kelapa matang, lalu memerasnya melalui kain tipis untuk mengekstrak cairannya.
Santan kental mengandung lebih banyak lemak daripada santan encer.
Santan encer berasal dari perasan daging kelapa yang tertinggal di dalam kain tipis.
Produsen mencampurnya dengan air hangat lalu menyaring melalui kain tipis untuk kedua kalinya.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Santan Bisa Awet hingga Sebulan Asalkan Ditambahkan Bahan Rahasia Ini
Sehingga cairan yang dihasilkan pun jauh lebih encer.
Di sisi lain, melansir dari SajianSedap.com, hidangan makanan berkuah santan selalu banyak peminatnya.
Tak terhitung berapa resep masakan menggunakan kuah santan, mulai dari gulai, lodeh, dan sayur santan lainnya.
Juga mudah dicari di pasaran dan cara mengolah santan yang mudah menjadikan banyak ibu rumah tangga menyajikan beragam sayur santan untuk keluarga.
Namun perlu diketahui, dalam memasak santan ini ternyata tak boleh dilakukan secara sembarangan karena bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh loh.
Sebab selama ini santan selalu dikaitkan dengan beragam penyakit seperti kolesterol hingga hingga menaikkan risiko penyakit jantung.
Itu berkat kandungan lemak jenuh tinggi yang terdapat dalam santan.
Nah, untuk meminimalisir hal tersebut, cara memasak santan juga perlu diperhatikan.
Simak berikut ini supaya kamu mulai berhati-hati dalam mengolah santan.
Dan kamutak perlu takut lagi untuk memasukkan santan sebagai konsumsi harian kamu.
Cara memasak santan yangtepat
Ahli Gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, menjelaskan santan termasuk bahan makanan sumber lemak.
Jadi jika dikonsumsi secara berlebihan, air perahan kelapa ini bukan tidak mungkin lama kelamaan bisa meningkatkan kadar lemak darah dan membuat kegemukan tentunya.
“Konsumsi santan secara berlebih tentu tidak dianjurkan,” kata Rista saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (27/4/2020).
1. Tidak dimasak lebih dari 3 menit
Dia menjelaskan santan sebenarnya masuk dalam kategori lemak baik.
Santan kelapa mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh.
Namun, cara memasak yang salah pada kenyataannya bisa bikin lemak pada santan berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak jenis ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan berbagai risiko berbahaya lainnya juga meningkat berlipat ganda.
Salah satu cara memasak santan yang kerap keliru, yakni dimasak terlalu lama hingga mendidih.
Jadi, saran untuk mengolah santan yang baik adalah jangan dipanaskan terlalu lama jika untuk sayur.
“Santannya bisa dimasukkan terakhir dan jangan terlalu lama di panas. Misal, seperti masak sayur lodeh, jadi yang terakhir dimasukkan adalah santannya,” terang Rista.
Dia menganjurkan, memasak santan tidak dilakukan lebih dari 3 menit agar tidak menjadikan santan tersebut menjadi sumber lemak jenuh.
2. Tidak memanaskan makanan yang mengandung santan
Selain itu, Rista juga menyarankan masakan yang mengandung santan tidak dimasak atau dihangatkan berkali-kali.
Pasalnya, hal itu akan membuat makanan itu menjadi sumber lemak jahat.
“Apabila masakan yang mengandung santan dimasak berkali-kali akan menimbulkan lapisan minyak. Itulah yang menyebabkan masakan menjadi berbahaya,” jelas Rista.
3. Dicampur dengan bahan lain yang berisiko timbulkan kolesterol
Terkait rumor konsumsi santan bisa memicu kolesterol tinggi, Rista menyebut, hal itu sebenarnya akibat dari pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.
Misalnya saja, telur, daging, dan terutama jeroan.
Penjelasan itu juga berlaku pada anggapan santan bisa bikin gemuk.
Dia memberi gambaran, sering mengonsumsi masakan bersantan yang dengan nasi porsi banyak jelas bisa memicu peningkatan berat badan pada seseorang.
Hal itu dikarenakan, nasi mengandung karbohidrat dan gula.
“Misalnya lagi saat puasa ini makan cendol. Udah pakai santan, pakai gula merah juga. Jadi kandungan kalorinya pasti lebih banyak. Sementara, kalori berlebih pasti bikin gemuk,” jelas Rista.
Konsumsi santan saat puasa
Rista menambahkan, di bulan puasa Ramadhan, konsumsi santan sebaiknya diwaspadai oleh para penderita penyakit mag khususnya.
Menurut dia, bagi beberapa orang, makan makanan yang mengandung santan saat buka puasa atau saat perut kosong bisa memiliki efek samping membuat perih dan begah di perut.
“Santan sebenarnya enggak apa-apa dikonsumsi saat buka puasa asal bukan santan kental. Tapi, untuk penderita mag sebaiknya berhati-hati karena bisa bikin perih di perut,” jelas dia.
(*)