GridHype.ID - Santan sudah menjadi salah satu bahan masakan yang sering digunakan masyarakat Indonesia.
Seperti yang diketahui, santandibuat dari daging buah kelapa yang diparut dan dihancurkan bersama dengan air.
Santan banyak digunakan dalam berbagai hidangan atau diolah sebagai minuman.
Dibalik rasanya yang gurih, nyatanya santan menyimpan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh.
Melansir HelloSehat.com,santan mengandungberagam nutrisi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
Karenanya, santan dipercaya mampu menjaga kesehatan dan tubuh bisa terhindar dari berbagai penyakit.
Berbagai manfaat santan mulai dari menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menjaga berat badan.
Tak hanya itu, santan juga bisa memelihara fungsi otak, bahkan dipercaya mampu mencegah kanker.
Sayangnya, semua kebaikan santan ini berubah seketika kalau kita masak dengan 3 cara ini.
Usut punya usut, kalau masih memasak dengan santan pakai cara ini, kandungan di dalamnya bisa berubah jadi racun, lho!
Mirisnya lagi, ternyata bahaya santan ini tak belum diketahui banyak ibu-ibu, nih!
Penyebab Santan Jadi Racun
Pernahkah Anda dengar isu kalau santan bisa menyebabkan kolesterol?
Tapi, ada juga isu yang menyebut kalau santan tidaklah mengandung kolesterol.
Mengutip SajianSedap.com, santan baru jadi kolesterol kalau sampai pecah saat dimasak.
Jadi, isu kalau santan pecah jadi penyebab kolesterol adalah hoax.
Tapi, isu kalau santan awalnya adalah makanan yang sehat adalah sebuah fakta.
Yang bikin salah dan berbahaya kadang justru dari cara pengolahan kita.
Misalnya saja, santan ternyata jadi berkolesterol kalau kita melakukan kesalahan ini saat memasaknya.
Ahli Gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, menjelaskan santan termasuk bahan makanan sumber lemak yang baik.
Hanya saja, lemak ini bisa berubah menjadi racun berbahaya jika dimasak dengan 3 cara ini.
Bahaya Santan Jika Dimasak dengan Cara ini
1. Dimasak lebih dari 3 menit
Dia menjelaskan santan sebenarnya masuk dalam kategori lemak baik.
Santan kelapa mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh.
Namun, cara memasak yang salah pada kenyataannya bisa bikin lemakpada santan berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak jenis ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darahdan berbagai risiko berbahaya lainnya juga meningkat berlipat ganda.
Salah satu cara memasak santan yang kerap keliru, yakni dimasak terlalu lama hingga mendidih.
Jadi, saran untuk mengolah santan yang baik adalah jangan dipanaskan terlalu lama jika untuk sayur.
“Santannya bisa dimasukkan terakhir dan jangan terlalu lama di panas. Misal, seperti masak sayur lodeh, jadi yang terakhir dimasukkan adalah santannya,” terang Rista.
Dia menganjurkan, memasak santan tidak dilakukan lebih dari 3 menit agar tidak menjadikan santan tersebut menjadi sumber lemak jenuh.
2. Dipanaskan berulang kali
Selain itu, Rista juga menyarankan masakan yang mengandung santan tidak dimasak atau dihangatkan berkali-kali.
Pasalnya, hal itu akan membuat makanan itu menjadi sumber lemak jahat.
“Apabila masakan yang mengandung santan dimasak berkali-kali akan menimbulkan lapisan minyak. Itulah yang menyebabkan masakan menjadi berbahaya,” jelas Rista.
3. Dimasak dengan bahan lain yang berisiko timbulkan kolesterol
Terkait rumor konsumsi santan bisa memicu kolesterol tinggi, Rista menyebut, hal itu sebenarnya akibat dari pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.
Misalnya saja, telur, daging, dan terutama jeroan.
Penjelasan itu juga berlaku pada anggapan santan bisa bikin gemuk.
Dia memberi gambaran, sering mengonsumsi masakan bersantan yang dengan nasi porsi banyak jelas bisa memicu peningkatan berat badan pada seseorang.
Hal itu dikarenakan, nasi mengandung karbohidrat dan gula.
“Misalnya lagi saat puasa ini makan cendol. Udah pakai santan, pakai gula merah juga.
Jadi kandungan kalorinya pasti lebih banyak. Sementara, kalori berlebih pasti bikin gemuk,” jelas Rista.
(*)