GridHype.id- Konflik di Afghanistan pecah usai Taliban mengambil alih militer dan menduduki Kabul.
Kepergian Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani ke luar negeri usai negaranya diambil alih Taliban membuat kelompok pembelot ini semakin kuat.
Beberapa waktu lalu, Hashmat Ghani Ahmadzai diketahui bermanuver dan bergabung dengan Taliban.
Hashmat Ghani sendiri merupakan saudara laki-laki dari presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Hashmat Ghani sebelumnya menjabat sebagai Ketua dewan Agung Kuchis, yakni salah satu kelompok etnik minoritas di Afghanistan.
Dikutip dari laporan India Today, Hashmat Ghani menyatakan dukungannya terhadap kelompok dan sejumlah petinggi Taliban.
Sebuah video yang menunjukkan Hashmat Ghani memberikan dukunganny terhadap Taliban juga sudan beredar luas di media sosial.
Sementara itu, melalui akun Twitter-nya, Hashmat Ghani menulis bahwa Taliban tak hanya mampu membawa keamanan.
“Tetapi menjalankan pemerintahan yang fungsional, membutuhkan masukan dan kolaborasi dari orang-orang Afghanistan yang berpendidikan lebih muda,” tulis Hashmat Ghani.
Dia menambahkan, para politikus yang sudah usang harusnya disisihkan.
“Yang disebut politikus usang harus dikesampingkan sepenuhnya sehingga pengalaman gagal pemerintah koalisi tidak terulang,” sambung Hashmat Ghani.
Sebelumnya, Ashraf Ghani membantah tudingan bahwa dirinya kabur dari Afghanistan dengan membawa segudang uang, ketika Kabul dikepung oleh milisi Taliban.
Berbicara dari pengasingannya di Uni Emirat Arab (UEA), Ashraf Ghani mengaku pergi dari ibu kota Afghanistan itu untuk mencegah pertumpahan darah.
“Jika saya tetap tinggal, saya akan menyaksikan pertumpahan darah di Kabul,” kata Ashraf Ghani dalam video di Facebook pada Rabu (18/8/2021).
Pernyataan tersebut merupakan komentar publik pertamanya sejak dikonfirmasi dia berada di UEA.
Ashraf Ghani menambahkan, dirinya pergi atas saran pejabat pemerintah.
“Kabul jangan sampai menjadi Yaman atau Suriah berikutnya, jadi saya terpaksa pergi,” kata Ashraf Ghani dikutip dari Al Jazeera.
Keberadaan Ashraf Ghani sempat tidak diketahui selama beberapa hari setelah Taliban menduduki Kabul pada Minggu (15/8/2021).
Dia dispekulasikan melarikan diri ke sejumlah negara seperti Tajikistan, Uzbekistan, atau Oman. (*)