Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Program Vaksinasi Covid-19 Tetap Berjalan di Bulan Ramadan, Satgas Jawa Timur Sebut Meski Sudah Divaksin Belum Tentu Tidak Terpapar Virus Corona, Begini Penjelasannya

Nabila Nurul Chasanati - Minggu, 21 Februari 2021 | 18:30
Salah Satu Tenaga Kesehatan disuntikan Vaksin Covid-19 di Kota Denpasar beberapa waktu lalu.
Humas Pemkot Denpasar

Salah Satu Tenaga Kesehatan disuntikan Vaksin Covid-19 di Kota Denpasar beberapa waktu lalu.

GridHype.ID - Masyarakat kini menunggu jadwal vaksinasi nasional untuk menghentikan wabah covid-19.

Program vaksinasi Covid-19 berjalan bahkan memasuki bulan Ramadan nantinya.

Dikutip dari Kompas.com, Presiden Jokowi mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 tetap berjalan di saat bulan puasa Ramadan.

Baca Juga: Sempat Jadi Pro Kontra, Presiden Joko Widodo Umumkan Vaksinasi di Bulan Ramadhan Dilakukan Pada Malam Hari

Namun, jadwal vaksinasinya akan dilakukan pada malam hari.

"Pada bulan puasa, kemungkinan kita akan tetap vaksinasi, yaitu di malam hari. Yang di siang hari daerah-daerah nonmuslim," kata Jokowi, disiarkan dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/2/2021).

Ketersediaan vaksin Covid-19 ini masih menjadi masalah utama.

Pasalanya jumlah vaksin masih sedikit dibanding dengan kebutuhan nasional.

Baca Juga: Dicecar Media karena Aksi Tutup Mulutnya Soal Penanganan Virus Corona, Mantan Menkes Terawan Lakukan Gebrakan Lewat Vaksin Nusantara

Namun, Presiden Jokowi memprediksi ketersediaan vaksin akan memadai sekitar pertengahan tahun 2021.

Meski vaksinasi Covid-19 sudah berjalan, masyarakat diimmbau tetap mematuhi protokol kesehatan.

Hal ini pula yang diungkapkan juru bicara satgas Covid-19 Jawa Timur, Makhyan Jibril Al Farabi.

Baca Juga: Jadi Barang Wajib untuk Cegah Penularan Covid-19, Ternyata Limbah Masker Berpotensi Tularkan Virus

Ia menegaskan, setelah divaksin bukan berarti tidak bisa terpapar virus Corona (Covid-19).

Sebab berdasarkan penelitian efikasi vaksin Covid-19 merk Sinovac ini adalah 65 persen.

Dilansir dari Tribun Jatim, Artinya jika efikasinya sebesar 65 persen masih ada kemungkinan sebesar 35 persen orang dalam komunitas tersebut tertular.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Jadi Orang Pertama Kelompok Lansia yang Terima Vaksinasi Usai Diizinkan BPOM, Siapa Sangka Tak Semua Bisa Terima Vaksin Covid-19, Begini Syaratnya

"Jadi misalnya ada 3 orang semuanya tidak divaksin maka tiga-tiganya akan terpapar. Tapi jika semuanya divaksin maka masih ada kemungkinan satu yang kena tapi kemungkinannya dia yang kena itu hanya gejala ringan atau tanpa gejala," terang Jibril, Sabtu (20/2/2021).

Oleh sebab itu hal ini sejalan dengan tujuan dari vaksinasi dimana tujuannya ada dua.

Pertama adalah mencegah atau menurunkan tingkat penularan dan yang kedua adalah mengurangi gejala paparan Covid-19 agar tidak menjadi gejala yang berat.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Langkah Terakhir, Penolak Vaksin Covid-19 Bakal Diberi Sanksi

Terkait Wakil Bupati Nganjuk yang terpapar Covid-19 padahal sudah divaksin sebanyak 2 dosis Jibril menyebutkan ada beberapa kemungkinan.

Bisa jadi di dalam tubuh wakil bupati tersebut belum terbentuk antibodi setelah disuntikkannya vaksin Covid-19.

"Karena Wakil Bupati Nganjuk ini kan memang vaksin kedua dilakukan pada 10 hari yang lalu ada kemungkinan memang beliau belum terbentuk imunitasnya," tegas Jibril.

Baca Juga: Pemberian Vaksin Tahap ke Dua Tengah Disiapkan Untuk Para Pekerja, ini 9 Kriteria Penerima Vaksin yang Perlu Kamu Tahu

Karena berdasarkan penelitian imunitas atau antibodi pada tubuh seseorang yang telah di vaksin bisa muncul setelah 28 hari setelah suntikan dosis pertama. Atau setelah 14 hari dari suntikan dosis kedua.

Sehingga ditegaskan Jibril dalam rentang waktu tersebut sebenarnya orang yang telah disuntik vaksin pun tetap memiliki risiko paparan covid-19 seperti orang yang belum divaksin.

(*)

Source :Kompas.comTribun Jatim

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x