Jadi Barang Wajib untuk Cegah Penularan Covid-19, Ternyata Limbah Masker Berpotensi Tularkan Virus

Sabtu, 20 Februari 2021 | 13:45
pixabay

Cara Membuang Masker Bekas yang Benar

GridHype.ID - Sejak pertama kali muncul masker jadi barang yang begitu dicari di masa pandemi Covid-19 ini.

Bahkan secara masif Kemenkes RI merekomendasikan masker sebagai alat pelindung diri bagi semua masyarakat untuk menekan laju penyebaran virus corona.

Dengan meningkatnya penggunaan masker, tentu limbahnya tak dapat dihindari.

Bahaya dari limbah medis ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga berpotensi menyebarkan virus.

Baca Juga: Ashanty Drop Parah Usai Dinyatakan Positif Covid-19, Anang Hermansyah Setia Pantau istri 24 Jam, Dokter Tirta Sebut Penyakit Autoimunnya Bisa Memperparah Kondisinya

Berapa lama virus dapat bertahan?

Seperti yang kita ketahui, penyebaran virus corona melalui droplet orang yang terinfeksi.

Bukan hanya saat kita berbicara dengan orang terinfeksi, tapi droplet yang menempel di pemukaan suatu benda juga bisa menjadi media penularan.

"Jika kita menyentuh permukaan benda dan tangan menempel pada hidung, mata atau mulut, virus corona akan menempel pada permukaan saluran pernapasan kita melalui interaksi protein spike yang berinteraksi dengan reseptor ACE 2 yang ada di pernapasan," ungkap Dr.

Ratih Asmananingrum, Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

Hal tersebut disampaikan dr Ratih dalam webinar yang bertajuk 'Pengelolaan limbah masker di masa pandemi covid 19 jangan buang maskermu', Selasa (16/2/2021).

Menurutnya, begitu virus corona masuk ke tubuh, maka akan segera membajak sel dan akan memperbanyak diri.

Saat itulah individu bisa terinfeksi.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Jadi Orang Pertama Kelompok Lansia yang Terima Vaksinasi Usai Diizinkan BPOM, Siapa Sangka Tak Semua Bisa Terima Vaksin Covid-19, Begini Syaratnya

Meski Kemenkes RI telah merekomendasikan penggunaan masker kain atau masker reusable, masih banyak masyarakat yang memilih menggunakan masker bedah sekali pakai.

Masalahnya, jika masker tidak dibuang atau dikelola dengan benar, justru dapat menyebarkan virus corona juga.

Apalagi, masker medis umumnya memiliki beberapa lapisan yang memengaruhi ketahanan virus, apabila menempel di permukaan masker.

"Ketahanan virus dimasing-masing permukaan benda berbeda beda.

Untuk masker bedah bagian dalam, virus bisa bertahan sampai 7 hari dan dibagian luar masker, virus bisa bertahan lebih dari 7 hari," ungkap dr. Ratih.

Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) yang menggunakan masker bedah, tentu bagian dalam masker mengandung virus karena berkontak langsung dengan mulut dan hidung.

Sementara masyarakat yang belum terinfeksi, bagian luar maskernya mengandung virus akibat paparan dari luar.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Jadi Orang Pertama Kelompok Lansia yang Terima Vaksinasi Usai Diizinkan BPOM, Siapa Sangka Tak Semua Bisa Terima Vaksin Covid-19, Begini Syaratnya

"Kemudian ketahanan alat pelindung diri seperti masker N95 bisa bertahan sampai 21 hari, sarung tangan karet 4 hari, plastik 12 hari, dan stainles 14 hari" lanjutnya.

Disinfeksi Masker

Sebelum Dibuang Untuk mengurangi penyebaran virus akibat limbah medis ini, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat.

Salah satunya dengan cara mendisinfeksi masker sebelum dibuang dan memisahkannya dengan sampah lain.

Riset mengungkapkan, bahwa semua tipe disinfektan ternyata bekerja baik, termasuk disinfektan sederhana, seperti pemutih bisa digunakan untuk mematikan virus corona.

Sementara untuk APD (Alat Pelindung Diri), termasuk masker bedah, hasil riset mengungkapkan cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona dari limbah masker rumah tangga dengan pemanasan oven selama 45 menit pada suhu 70 derajat.

Untuk tipe masker N95 bisa menggunakan alkohol 70 persen selama 10 menit.

Perlu diingat, bahwa virus SARS CoV-2 ini merupakan suatu virus dengan materi genetik RNA, yang memiliki kecenderungan mudah berubah, dibandingkan virus lain.

Virus corona memiliki selubung yang menyebabkan virus menjadi kurang stabil.

Baca Juga: Digadang-gadang Bakal Tekan Laju Pandemi, Ilmuwan Israel Berhasil Temukan Obat Covid-19 yang Mampu Sembuhkan Pasien dalam 4 Hari

"Maka dari itu, jika virus corona berkontak langsung dengan disinfektan atau sabun, selubung tersebut yang akan rusak dan menyebabkan virus tersebut tidak aktif," ungkap dr.Ratih.

"Yang paling utama adalah melakukan disinfeksi sedini mungkin.

Jadi, limbah medis rumah tangga harus didisinfeksi dan tempatkan terpisah dari sampah lainnya untuk dibuang atau dapat diambil oleh petugas," pungkas Ratih.

Meski jumlah infeksi Covid-19 turun, WHO: Sekarang bukan waktunya lengah

Angka yang dihimpun Reuters menunjukkan, infeksi virus corona harian yang dilaporkan telah mengalami penurunan di seluruh dunia selama sebulan terakhir. Pada Selasa (16/2/2021), angka infeksi mencapai titik terendah sejak pertengahan Oktober.

Akan tetapi, para ahli kesehatan memperingatkan agar tidak bersikap apatis bahkan meskipun vaksin sedang diluncurkan di seluruh dunia.

Penurunan angka infeksi dan kematian bertepatan dengan penguncian dan pembatasan ketat pada pertemuan dan pergerakan karena pemerintah dunia mempertimbangkan kebutuhan untuk menghentikan gelombang pandemi.

Akan tetapi, optimisme tentang jalan keluar dari krisis telah dibatasi oleh menyebarnya varian baru virus tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin.

Baca Juga: Sering Kontak Fisik dengan Aurel yang Terpapar Covid-19, Atta Halilintar Pamer Hasil Swab PCR Miliknya

“Sekarang bukan waktunya untuk lengah,” Maria Van Kerkhove, kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19, mengatakan dalam sebuah pengarahan di Jenewa.

"... Kita tidak bisa membiarkan diri kita masuk ke dalam situasi di mana kasus kita meningkat lagi," tambahnya.

Covid-19 telah menyerang beberapa negara jauh lebih keras daripada yang lain. Ada 351.335 infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia pada hari Selasa dalam rata-rata tujuh hari. Angka tersebut turun dari posisi 863.737 pada 7 Januari. Selain itu, ada 17.649 kasus kematian pada 26 Januari, turun menjadi 10.957 pada 16 Februari.

Infeksi Covid-19 juga mengalami penurunan di Amerika Serikat, dengan rata-rata 77.883 infeksi baru dilaporkan setiap hari. Itu berarti lebih rendah 31% dari puncak - rata-rata harian tertinggi yang dilaporkan pada 8 Januari.

Data yang sama juga menunjukkan, terdapat 27.902.387 infeksi dan 490.795 kematian terkait virus corona yang dilaporkan di Amerika Serikat sejak pandemi dimulai, angka tertinggi di dunia.

Reuters memberitakan, sejauh ini, 85 negara telah mulai memvaksinasi warganya untuk virus corona dan telah memberikan setidaknya 187.892.000 dosis.

Gibraltar, Wilayah Luar Negeri Inggris yang terletak di ujung selatan Spanyol, memimpin dunia dan telah memberikan dosis vaksin yang cukup untuk 40% populasinya, dengan asumsi setiap orang membutuhkan dua dosis.

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber kompas, Kontan.co.id