GridHype.ID - Memutuskan untuk merdeka dari Indonesia, kondisi Timor Leste nyatanya tak begitu memuaskan.
Bahkan, kondisi ekonomi negara Timor Leste belakangan ini tengah menjadi perbincangan hangat.
Hal ini diperkuat dengan pertumbuhan ekonomi Timor Leste paling lambat dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
Terlebih menurut laporan United National Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 sebagai negara termiskin dari 162 negara.
Di tengah ekonomi yang memprihatinkan, Timor Leste menghadapi 'bunga mematikan' dari bank-bank asing yang beroperasi di negara tersebut.
Salah satunya adalah Bank Mandiri dan BRI, lainnya yakni BNU/CGS, dan ANZ Bank.
Selain memberikan pinjaman dengan bunga mematikan, bank-bank tersebut disebut memberikan pinjaman paling sedikit.
Hal tersebut membuat Mantan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, murka.
Menurutnya, bunga itu adalah pembunuh sektor swasta Timor Leste dan menjadi hambatan nyata bagi pembangunan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Ia mengungkapkan 'kemarahannya' melalui opini yang ditulisnya di laman The Oekusi Post pada 11 September 2020.
Horta mengungkap keheranannya tentang Pemerintah dan Bank Sentral yang bungkam terhadap 'bunga kejam' yang dibebankan cabang bank asing di Timor Leste.
Juga mengapa BCTL (Bank Sentral Timor Leste) dan banyak lembaga publik lainnya memilih bank-bank tersebut untuk simpanan dolar negara.
Ia mengungkap bahwa pada tahun 2019, cabang bank lokal dari bank asing tersebut mengambil simpanan$1 miliar.
"Sebuah pertanyaan yang harus ditanyakan dan harus dijawab... mengapa bank asing yang memberi pinjaman paling sedikit dan memberikan pinjaman dengan bunga mematikan adalah pilihan BCTL (dan bank lembaga publik) yang disukai untuk simpanan dolar negara kita?" tulisnya.
"Apakah simpanan ini disimpan di TL atau mendanai dan memperoleh bunga di luar negeri untuk bank asing ini," sambungnya.
Ramos Horta mengaku telah terlibat dengan ratusan pemimpin global yang menyerukan penghapusan hutang negara-negara Dunia Ketiga.
Ia menyayangkan bahwa saat negara Dunia Ketiga seperti Timor Leste menjadi korban pandemi dan kehancuran ekonomi, justru harus menghadapi masalah pinjaman.
"Dan apakah kita diharapkan untuk terus membayar kepentingan skandal yang dikenakan oleh pemberi pinjaman?" tulisnya.
Terlebih, atas kondisi tersebut pemimpin nasional Timor Leste belum memberikan pernyataan apapun atau mengambil langkah untuk melibatkan pemberi pinjaman dalam dialog.
"Paling tidak menengahi, menegosiasikan kembali hutang-hutang yang belum dibayar ini dengan bank," ujarnya.
"Sungguh mengherankan bagaimana Pemerintah dan Bank Sentral bungkam terhadap bunga-bunga kejam yang dibebankan oleh cabang lokal bank asing, yang rata-rata mencapai 16% atau lebih," tulis Horta.
Menurutnya, jika pemerintah serius dalam mengembangkan kelas keriwausahaan dan sektor swasta, pemerintah harus mengidentifikasikan segelintir pengusaha atau investor Timor.
"Secara serius melibatkan mereka secara berkelanjutan, tidak melalui pembagian uang tunai atau kontrak bermotif politik," katanya.
Ia menyampaikan bahwa caranya yaitu dengan menyuntikkan BNCTL (Bank Nasional Komersial Timor Leste) dengan modal yang besar untuk menyediakan mandatnya, penyediaan pinjaman lunak jangka menengah hingga panjang.
Timor Leste Masih Menjadi Negara Termiskin di Dunia
Mengutip laporan UNDP, Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.
Angka PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai 2.356 dollar AS atau sekitar Rp 34,23 juta (kurs Rp 14.532) pada Desember 2020.
Capaian itu masih di bawah pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2019 lalu sebesar 4.174,9 dollar AS atau sekitar Rp 60 juta.
Sejumlah sektor ekonomi Timor Leste sebenarnya masih sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, terutama barang-barang impor.
Timor Leste sendiri masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyak.
Pada 2019 lalu, produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE) yang banyak dikerjasamakan dengan Australia.
Sementara itu, mengutip data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, ekonomi Timor Leste bakal semakin terpuruk di 2020 karena pandemi virus corona dan kondisi politik yang belum stabil.
Pemerintah Timor Leste sudah mencairkan dana sebesar 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60 persennya digunakan untuk penanganan Covid-19.
Hambatan lain untuk kebebasan ekonominya adalah korupsi yang merajalela dan tidak efektifnya peradilan, sehingga melemahkan integritas pemerintah.
Di sisi lain, Komisi Antikorupsi independen tidak memiliki kewenangan untuk menangkap atau menuntut. Sebagian besar proses pengadaan publik masih buram.
Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dngan judul Negaranya Miskin, Ramos Horta Tuding Bank Mandiri dan BRI Jadi Pembunuh Ekonomi Timor Leste, Marah Besar Saat Tahu Fakta Ini
(*)