"Maret itu sudah ada yang panen, mulai menanam lagi. Agustus ini juga sudah mulai panen lagi," jelasnya.
Selama enam bulan ini juga belajar memperkuat keanekaan tanaman pangan yang ada di wilayah adat.
Karena sebenarnya Indonesia kaya dan melimpah tanaman hasil pangan. Artinya bukan hanya padi atau beras.
"Jika wilayah adat kita masih lestari dan masih kita kuasai dalam arti pengelola, kita bisa masih mengelola dengan baik. Justru dalam masa-masa pandemik, wilayah adat mampu bertahan, mampu menjadi penopang hidup daerah sekitar," jelasnya.
"Dengan stok pangan mereka terjaga dengan baik, itu membuktikan lagi, masyarakat adat itu jawaban dari semua krisis " ucapnya.
Lebih jauh kata dia, selain pangan tercukupi, virus Corona (Covid-19) juga masih belum menyebar di wilayah adat di Indonesia.
Baca Juga: Pakar Epidemiolog UI Sebut Jakarta Belum Sepenuhnya Aman dan Sarankan PSBB Harus Terus Dilanjutkan
"Sampai saat ini belum ada laporan di wilayah adat itu terkena Covid-19," ujar Annas.
Sejak diterapkan Maret 2020 dan diikuti semua masyarakat adat, 108 anggoa Tim AMAN-kan Covid-19 menjaga dan terus mengingatkan komunitas untuk melakukan karantina di wilayah masing-masing.
"Saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada temen-temen tim yang berjumlah 108, yang selalu menjaga, mengingatkan komunitas untuk melakukan karantina sampai saat ini," ucapnya.