GridHype.ID - Santan jadi salah satu bumbu rahasia di banyak masakan Indonesia.
Santan kelapa umum digunakan sebagai bahan masakan dan minuman.
Menambahkannya ke dalam makanan akan memberikan rasa yang gurih dan aroma yang wangi.
Meski dapat melezatkan makanan, santan merupakan makanan dengan tingkat kalori yang tinggi.
Melansir dari Kontan, sekitar 93 persen kalori santan berasal dari lemak, termasuk lemak jenuh yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Dilansir dari Healthline, 240 gram santan mengandung 552 kalori, 57 gram lemak, 5 gram protein, 5 gram serat, 13 gram karbohidrat, vitamin C, folat, besi, magnesium, kalium, tembaga, mangan, dan selenium.
Meski punya banyak kandungan zat gizi, makan santan terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Santan mengandung kalori dan lemak yang tinggi sehingga tidak baik bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak.
Dilansir dari Medical News Today, makan terlalu banyak santan yang juga tinggi karbohidrat dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Terdapat karbohidrat yang dapat difermentasi dalam santan yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti diare, sembelit, atau sindrom iritasi usus besar.
Untuk itu, perlu memasak santan dengan cara tak boleh dimasak dengan bahan makanan.
Cara Masak Santan yang Benar
Melansir dari Sajian Sedap, ahli Gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, menjelaskan santan termasuk bahan makanan sumber lemak.
Jadi jika dikonsumsi secara berlebihan, air perahan kelapa ini bukan tidak mungkin lama kelamaan bisa meningkatkan kadar lemak darah dan membuat kegemukan tentunya.
“Konsumsi santan secara berlebih tentu tidak dianjurkan,” kata Rista saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (27/4/2020).
1. Dicampur dengan bahan lain yang berisiko timbulkan kolesterol
Terkait rumor konsumsi santan bisa memicu kolesterol tinggi, Rista menyebut, hal itu sebenarnya akibat dari pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.
Misalnya saja, telur, daging, dan terutama jeroan. Penjelasan itu juga berlaku pada anggapan santan bisa bikin gemuk.
Dia memberi gambaran, sering mengonsumsi masakan bersantan yang dengan nasi porsi banyak jelas bisa memicu peningkatan berat badan pada seseorang.
Hal itu dikarenakan, nasi mengandung karbohidrat dan gula.
“Misalnya lagi saat puasa ini makan cendol. Udah pakai santan, pakai gula merah juga. Jadi kandungan kalorinya pasti lebih banyak. Sementara, kalori berlebih pasti bikin gemuk,” jelas Rista.
2. Tidak dimasak lebih dari 3 menit
Dia menjelaskan santan sebenarnya masuk dalam kategori lemak baik.
Santan kelapa mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh.
Namun, cara memasak yang salah pada kenyataannya bisa bikin lemak pada santan berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak jenis ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan berbagai risiko berbahaya lainnya juga meningkat berlipat ganda.
Salah satu cara memasak santan yang kerap keliru, yakni dimasak terlalu lama hingga mendidih.
Jadi, saran untuk mengolah santan yang baik adalah jangan dipanaskan terlalu lama jika untuk sayur.
“Santannya bisa dimasukkan terakhir dan jangan terlalu lama di panas. Misal, seperti masak sayur lodeh, jadi yang terakhir dimasukkan adalah santannya,” terang Rista.
Dia menganjurkan, memasak santan tidak dilakukan lebih dari 3 menit agar tidak menjadikan santan tersebut menjadi sumber lemak jenuh.
3. Tidak memanaskan makanan yang mengandung santan
Selain itu, Rista juga menyarankan masakan yang mengandung santan tidak dimasak atau dihangatkan berkali-kali. Pasalnya, hal itu akan membuat makanan itu menjadi sumber lemak jahat.
“Apabila masakan yang mengandung santan dimasak berkali-kali akan menimbulkan lapisan minyak. Itulah yang menyebabkan masakan menjadi berbahaya,” jelas Rista.
Baca Juga: Jadi Menu Andalan Sejuta Umat, Tiga Hidangan Ini Justru Penyebab Penyakit Batu Empedu
(*)