Penggunaannya pun diatur sesuai eskalasi massa dan tingkat kontijensi yang terjadi.
Gas air mata warna hijau yang digunakan pertama berupasmoke(asap), saat ditembakkan terjadi ledakan di udara yang berisi asap putih.
Gas air mata kedua, yaitu berwarna biru untuk menghalau massa bersifat sedang.
"Jadi, kalau klaster dalam jumlah kecil digunakan gas air mata tingkat sedang," katanya.
Kemudian gas air mata warna merah dipakai untuk mengurangi massa dalam jumlah besar.
"Jadi, mengutip kata pakar, semua tingkatan ini, CS atau gas air mata dalam tingkat tertinggipun tidak ada yang mematikan,"ujar Dedi.
Mengenai gas air mata kedaluwarsa, Dedi menyebutkansetiap gas air mata mempunyai batas waktu penggunaan.
Tetapi berbeda dengan kedaluwarsa pada makanan yang menimbulkan jamur dan bakteri hinggabisa mengganggu kesehatan.
Gas air mata yang berbahan dasar kimia, lanjutDedi, kebalikan dari sifat makanan.
Ketika kedaluwarsa kadar kimianya berkurang, efektivitas gas air mata ini ketika ditembakkan tidak bisa lebih efektif lagi.
Ketika gas air mata sudah kedaluwarsa ditembakkan akan terjadi partikel-partikel seperti serbuk bedak.
Baca Juga: Polisi Rilis 6 Nama Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Dirut PT LIB Salah Satunya