Follow Us

Satu Indonesia Wajib Tahu, Inilah Jenis Vaksin Booster yang akan Kamu Terima Jika Dosis 1 dan 2 Mendapat Sinovac

Helna Estalansa - Sabtu, 12 Februari 2022 | 05:15
Ilustrasi vaksin covid-19
Pixabay

Ilustrasi vaksin covid-19

GridHype.ID - Kasus varian Omicron di Indonesia masih terus melonjak sampai detik ini.

Sementara itu, pemerintah tengah berupaya memberikan vaksin booster untuk masyarakat Indonesia.

Namun, tak sedikit masyarakat yang masih bingung terkait jenis vaksin yang akan mereka pilih.

Untuk itu, mari kita simak artikel berikut ini sampai selesai.

Untuk vaksinasi Covid-19 booster, ada ketentuan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan untuk memilih vaksin booster.

* Jika sebelumnya mendapat vaksin primer (dosis 1 dan 2) Sinovac, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Pfizer atau AstraZeneca.

* Jika sebelumnya mendapat vaksin primer AstraZeneca, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Moderna.

Perbedaan jenis vaksin booster dengan dosis 1 dan 2 ini mengacu pada kombinasi vaksin yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Vaksin AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer merupakan jenis vaksin yang direkomendasikan sebagai booster.

Baca Juga: Omicron Kian Merajalela dan Meresahkan, Yuk Kenali Gejala yang Kerap Terjadi hingga Cara Pencegahannya

Ketiga vaksin ini cukup efektif untuk meningkatkan antibodi dan berpotensi melindungi diri dari varian Omicron.

Tetapi, jenis vaksin ini enggak bisa digunakan buat semua orang.

Ada kriterianya sesuai dengan kondisi kesehatannya, seperti di bawah ini.

* Vaksin AstraZeneca hanya boleh digunakan untuk usia 18 tahun ke atas, tidak memiliki riwayat penyakit pembekuan darah, tidak memiliki alergi dari vaksin sebelumnya, bukan ibu hamil, dan jika ada penyakit komorbid disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

* Vaksin Pfizer boleh digunakan untuk orang usia 16 tahun ke atas, tidak memiliki alergi berat, bisa digunakan bagi ibu hamil di atas 12 minggu, serta yang memiliki penyakit komorbid.

* Vaksin Moderna boleh digunakan untuk orang usia 18 tahun ke atas, dan diprioritaskan buat kelompok orang yang memiliki penyakit komorbid dan autoimun.

Jadi, dengan membaca ketentuan tersebut, melansir corona.jakarta.go.id (3/2/2022), bisa memilih vaksin yang tepat sesuai kondisi kesehatan kamu.

Vaksin Booster yang Cocok Bagi Penerima Sinovac pada Dosis 1 dan 2

Tapi tahu kah, dalam sebuah penelitian di Brasil menemukan orang yang mendapatkan vaksin primer (dua dosis) Sinovac, akan mampu melawan Covid varian omicron setelah mendapatkan booster alias vaksin dosis ketiga dari AstraZeneca, Pfizer-BioNTech atau Johnson & Johnson.

Baca Juga: Satu Indonesia Wajib Tahu, Ini Efek Samping 5 Merek Vaksin Booster Covid-19

Penelitian yang dilakukan di Brasil dan Universitas Oxford ini, melansir CNBCIndoensia (10/2/2022), menemukan bahwa vaksin Sinovac mendapatkan penguat yang lebih baik dari vaksin platform vektor vaksin (AstraZeneca dan Johnson & Johnson) atau vaksin platform mRNA (Pfizer dan Moderna) dalam melawan Covid-19 termasuk varian Omicron dan Delta.

Dalam penelitian ini, vaksin vektor virus seperti yang dikembangkan oleh AstraZeneca menggunakan versi yang lebih lemah dari virus lain untuk mengirimkan instruksi genetik untuk membuat protein dari virus yang perlindungannya dicari.

Sedangkan vaksin mRNA Pfizer dan BioNTech, mengirimkan transkrip genetik dengan instruksi untuk membuat protein virus guna mengajari tubuh cara bertahan melawan infeksi.

Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa dosis ketiga Sinovac juga meningkatkan antibodi, tetapi hasilnya lebih baik bila pengguna vaksin Sinovac menggunakan booster vaksin merek berbeda, menurut penelitian terbaru yang melibatkan 1.240 sukarelawan dari kota Sao Paulo dan Salvador di Brasil.

Setengah Dosis Bisa Tingkatkan Antibodi Maksimal

Dosis vaksinasi Covid-19 booster hanya setengah dosis.

Walau hanya setengah dosis tapi sudah cukup, dan optimal.

Pemberian dosis setengah ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan untuk mengurangi dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan.

Namun, tak perlu khawatir. Meskipun dosisnya hanya setengah, vaksin booster ini memiliki peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin dosis penuh.

Baca Juga: Vaksin Booster Mulai Dibagikan, Begini Cara Cek Tiket di Pedulilindungi

Setiap jenis vaksin dapat memiliki efek KIPI yang berbeda pada setiap orang.

Ada yang mengalami KIPI, tapi ada juga yang tidak.

Gejala KIPI umumnya seperti mengalami nyeri pada otot, mual, sakit kepala, bahkan demam.

Seperti, melansir corona.jakarta.go.id (3/2/2022), Naura dan Tasya, dua pekerja di Jakarta yang mengalami gejala yang sama usai vaksin booster dengan vaksin Pfizer.

Keduanya mengaku mengalami demam satu hari usai vaksinasi.

Adapun pengalaman Nana, juga warga yang beraktivitas di Jakarta, berbeda dengan Tasya dan Naura.

Dirinya mengaku, “Pengalaman aku divaksin booster ini sangat berbeda dengan vaksinasi dosis 1 dan 2. Sebelumnya, aku divaksin Sinovac dan efeknya jadi sering lapar dan mengantuk. Tapi, efek vaksinasi booster AstraZeneca ini, aku malah jadi kurang nafsu makan, lemas, dan mengantuk terus,” ujar Nana.

Namun, tak perlu cemas. Jika mengalami KIPI usai divaksin, ada beberapa cara yang bisa diakukan, seperti berikut ini.

* Tetap tenang jika alami reaksi KIPI.

* Jika alami kondisi nyeri dekat area suntikan, bisa dikompres dengan air dingin.

* Perbanyak minum air putih dan istirahat.

* Bisa juga minum obat yang telah dianjurkan oleh petugas kesehatan.

* Bisa juga melapor kepada petugas kesehatan jika mengalami reaksi yang lebih berat usai vaksinasi.

Sudahkah Divaksin?

Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul "Jika Dosis 1 dan 2 Mendapat Sinovac, Untuk Booster Baiknya Vaksin Covid-19 Ini"

Baca Juga: Satu Indonesia Wajib Tahu, Begini Cara Mudah Daftar Vaksin Booster Gratis Lewat Aplikasi PeduliLindungi, Asli Gampang Banget!

(*)

Source : GridHealth.ID

Editor : Helna Estalansa

Baca Lainnya

Latest