Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bisa Bikin Nyawa Seisi Rumah Terancam, Segera Batasi Penggunaan Penambah Rasa Makanan Ini, Ahli Sudah Berikan Alternatif Lain

Dwi Purworahayu - Sabtu, 25 September 2021 | 08:15
Gula dan Garam
sciencing.com

Gula dan Garam

GridHype.ID - Menjaga kesehatan tubuh merupakan salah satu kunci agar bisa panjang umur.

Sebab, tubuh akan digerogoti berbagai penyakit mematikan jika kesehatan tak dijaga sejak dini.

Sementara itu, lebih dari 80 persen kematian dini disebabkan oleh penyakit tidak menular, terutama jantung, kanker, saluran pernapasan kronis, dan diabetes.

Melansir Kompas.com, penyakit tersebut mayoritas terjadi di negara berpendapatan rendah, termasuk Asia Tenggara.

Faktor risiko utama penyakit tidak menular (PTM) antara lain konsumsi tembakau, kurang aktivitas fisik, dan pola makan tak sehat.

Dijelaskan oleh dr.Hermina Novida Sp.PD, penyakit tidak menular bisa dicegah dengan mengubah pola hidup sehari-hari.

"Lakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, bisa dibagi jadi beberapa aktivtias yang masing-masing dilakukan 10 menit,"kata Hermina.

"Misalnya 10 menit menari, 10 menit bersepeda, dan juga jalan kaki," sambungnya.

Ia mengatakan, olahraga rutin akan memperbaiki resistensi insulin dan stres oksidatif, sehingga mampu mencegah PTM.

Baca Juga: Bukan Maksud Hati Menakut-nakuti, Mulai Sekarang Waspada Kebanyakan Minum Teh, Tubuh Rupanya akan Alami Kondisi Tak Terduga Ini

Sementara itu, untuk nutrisi, kita perlu menghindari makanan cepat saji atau pun makanan kemasan beku karena bisa memicu resistensi insulin dan sindrom metabolik.

Ditambahkan oleh ahli gizi Annis Catur Adi, M.Si, konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) bukan dilarang sama sekali, tetapi perlu dibatasi.

"Perlu dibatasi karena konsumsi GGL yang melebihi standar terbukti dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti obesitas, hipertensi, bahkan kanker," kata Annis.

Batas konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemkes) per orang per hari yaitu:

- 50 gram (4 sendok makan) gula,

- 2000 miligram natrium/sodium atau 1 sendok teh, dan

- 67 gram (5 sendok makan minyak) lemak.

Menurutnya, konsumsi GGL di Indonesia menyebar dan rata di seluruh provinsi.

Namun, yang cukup menonjol adalah konsumsi garam di Indonesia melebihi standar, yaitu lebih dari 2.000 mg.

Baca Juga: Perempuan Wajib Tahu, Siapa Sangka Rutin Minum 8 Gelas Air Putih Sehari Nyatanya Punya Manfaat Tak Terduga ini Bagi Kulit dan Tubuh

Tak bisa dipungkiri, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan memang banyak menggunakan bumbu dan rempah yang memiliki cita rasa tinggi.

Padahal dalam berbagai bumbu dan rempah itu juga sudah cukup banyak terkandung natrium.

"Cara yang sesuai jika masakan kita sudah banyak menggunakan berbagai bumbu rempah adalah dengan hanya manambahkan garam dapur dalam jumlah yang sedikit sekali," kata dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ini.

Annis mengatakan, banyak strategi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi konsumsi garam.

"Menurunkan jumlah gram dalam makanan ternyata sulit, karena rasanya jadi tidak enak. Salah satu caranya adalah subtitusi dengan MSG," kata

Annis menyebut, masih banyak kesalahpahaman di masyarakat terkait konsumsi MSG.

Padahal, MSG yang memberikan rasa umami dalam makanan ini aman digunakan.

"Sebagian masyarakat belum tahu bahwa bumbu umami dibuat dari bahan alami yang terseleksi dengan proses fermentasi," tutur Annis.

"MSG ada efek samping kalau digunakan dalam jumlah besar," tukasnya.

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Daun Murbei Ternyata Bisa Bikin Panjang Umur,Khasiatnya Tak Kalah Saing dari Si Buah Hitam

(*)

Source :Kompas.com

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x