GridHype.id- Petai dan jengkol merupakan bahan makanan yang memiliki rasa dan bau khas.
Baunya yang tidak biasa ini kerap menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak mengonsumsinya.
Meski demikian, tak jarang yang justru sangat menyukai makanan olahan petai dan jengkol.
Jika Anda adalah salah satu pecinta petai dan jengkol.
Fakta-fakta mengenai makanan ini agaknya harus dipahami mulai sekarang.
Tak hanya memberi bau tak sedap, petai dan jengkol ternyata juga bisa berubah menjadi racun bagi tubuh.
Bagaimana bisa?
Dilansir dari Kompas.com, petai dan jengkol rupanya benar mengandung racun.
Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB, Ahmad Sulaeman, PhD.
Ahmad Sulaeman yang juga Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan ini membenarkan bahwa petai dan jengkol bisa menjadi racun.
Namun demikian, ia juga menegaskan bahwa makanan ini masih boleh dikonsumsi.
"Secara umum petai dan jengkol ituedible,bisa dimakan karena sudah sejak lama orang mengonsumsinya," ujarnya.
Hal tersebut berkaitan dengan kondisi racun yang dikandung oleh petai dan jengkol.
Meski disebut sebagai racun, kandungan pada petai dan jengkol tidak akan membuat orang yang mengonsumsinya menjadi keracunan.
Baginya, setiap makanan memiliki kandungan baik dan buruknya, sama seperti petai dan jengkol.
"Yang namanya makanan itu pasti ada yang baiknya dan ada yang jeleknya, ada manfaat dan hal-hal tertentu yang bisa merugikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sulaeman mengatakan bahwa risiko buruk yang diterima terjadi karena konsumsinya yang berlebihan.
“Adapun kasus-kasus orang merasakan sesuatu kesakitan setelah mengonsumsi ini, itu adalah karena kelebihan," jelas Sulaeman.
Meski risiko buruk berkaitan dengan jumlah konsumsinya, belum ada batasan secara spesifik yang menjadi pedoman untuk mengonsumsi petai dan jengkol.
“Toksivitas juga ada penelitiannya tetapi berapa jumlahnya itu belum ada batasan karena ada keragaman kan,” tuturnya menjelaskan.
Keragaman yang disinggung oleh Sulaeman adalah mengenai kandungan racun atau xat antigizi dalam jengkol dan petai.
Tak hanya itu, keragaman juga bisa berasal dari kondisi manusia yang berbeda-beda.
Kombinasi makanan lain juga memberi pengaruh bagi efek samping konsumsi petai dan jengkol.
“Karena itu juga tergantung dengan kombinasi makannya dengan apa karena ketika makan dengan apa, ada interaksi juga antara komponen yang ada pada jengkol dan petai dengan komponen lain," tutup Sulaeman.
(*)