GridHype.ID - Meski program vaksinasi sudah berjalan, pandemi Covid-19 masih belum selesai.
Peningkatan zona merah Covid-19 di Indonesia kembali terjadi di pekan ini.
Dilansir dari Kompas.com, per 6 Juni 2021 sudah terdapat 17 zona merah di Indonesia.
Kemudian pekan ini, yaitu per 13 Juni 2021 meningkat menjadi 29 zona merah di Indonesia.
Meski zona merah Covid-19 masih didominasi di daerah Sumatera, tetapi sejumlah daerah di Pulau Jawa mulai menunjukkan adanya peningkatan zona merah.
Terlebih kini ada varian baru yang dominan adalah B.1.617.2 atau varian Delta yang pertama kali ditemukan di India.
Selain itu ada varian B.1.1.7 atau Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Membludak hingga Duduk Lesehan, Wisma Atlet Siapkan 2.000 Unit Tempat Tidur Tambahan
Melansir dari Kompas.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari 34 spesimen dari Kudus yang diperiksa menggunakan teknik whole genome sequencing (WGS), 28 di antaranya positif varian Delta.
Pemeriksaan, ucap Nadia, dilakukan oleh laboratorium Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sebagaimana dilansir Kompas.id, Senin (14/6/2021).
Lantas, apa saja gejala yang ditimbulkan dari varian Delta ini?
Gejalanya Dihimpun dari NBC Miami (10/6/2021), gejala dari infeksi virus corona varian Delta tak jauh berbeda dari gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus asalnya.
Gejala virus corona varian Delta, sebagaimana disampaikan oleh profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins Universiy, Dr. Bhakti Hansoti, di antaranya:
-Sakit perut
-Hilangnya selera makan
-Muntah
-Nyeri sendi
-Gangguan pedengaran.
Oleh sebab itu, masyarakat harus lebih mematuhi protokol kesehatan dengan ketat melalui pemakaian masker.
Mengutip dari GridFame.IDdari hopkinsmedicine.org (28/7/2020), artikel "The Importance of Wearing a Mask" menyebutkan saat ini banyak orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat menyebarkan virus melalui tetesan yang keluar dari mulut saat berbicara, bersin, dan batuk.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa masker wajah berguna untuk meminimalisir paparan virus ke diri kita atau dari kita ke orang lain.
Namun studi terbaru menunjukan bahwa efektifitas masker akan jauh lebih baik lagi mencegah Covid-19 jika digunakan dua lapis atau dengan menyimpulkan tali masker.
Studi tersebut diketahui diterbitkan di laman Center for Disease Control and Prevention (CDC) pada 19 Februari 2021 lalu.
Di mana hasil studi itu menyatakan bahwa penggunaan dua lapis masker atau menyimpulkan tali masker dapat menyaring virus Covid-19 sampai dengan 90 %.
Kedua metode penggunaan masker yaitu penggunaan dua lapis masker atau menyimpulkan tali masker bedah efektif dalam mengantisipasi varian baru virus Covid-19 yang lebih mudah menular.
Adapun cara penggunaan dua lapis masker di antaranya:
1. Kombinasikan masker bedah dan masker kain. Jangan kombinasikan dua masker bedah atau 2 masker kain yang sama.
2. Untuk masker respitor N95 sekali pakai, jangan digunakan berlapis.
Untuk respirator N95 reuse bisa dilapis dengan masker bedah.
Sementara untuk cara penggunaan simpul tali masker adalah:
1. Ikat bagian tali masker, usahakan ikatan mendekati ujung terdekat masker.
2. Selipkan kedua ujung masker ke arah dalam untuk meminimalkan rongga masker.
3. Pastikan tidak ada rongga masker ketika pemakaian.
Mari gunakan masker dengan benar dan tetap terapkan jaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.
(*)