Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus Didominasi oleh Varian Delta, Berikut Sederet Bahayanya yang Wajib Diwaspadai

Rabu, 16 Juni 2021 | 13:15
(PEXELS/ANNA SHVETS)

Ilustrasi Covid-19 atau virus corona

GridHype.ID - Saat ini pandemi virus corona atau Covid-19 masih menjadi momok mengerikan bagi kita semua.

Bahkan di Indonesia sendiri, angka kasus pasien positif Covid-19 masih terus bertambah setiap harinya.

Selain itu, salah satu wilayah di Indonesia belum lama ini juga mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Ya, wilayah yang dimaksud yakni lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Membludak hingga Duduk Lesehan, Wisma Atlet Siapkan 2.000 Unit Tempat Tidur Tambahan

Melansir dari GridStar.ID, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus didominasi oleh varian Delta.

Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim dari FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dirilis Senin (14/6/2021).

Mengutip laman Kemenkes, Senin (14/6/2021) penelitian tersebut dilakukan sebagai respons terhadap lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, yang terjadi setelah libur Idul Fitri.

Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi mengatakan, dari total 37 sampel yang diteliti, sebanyak 34 sampel telah keluar hasilnya.

Baca Juga: Empat Penghuni Rumahnya Terpapar Covid-19, Zaskia Adya Mecca Rela Pakai APD: Apa Kabar Para Dokter?

Sementara, 3 sampel tidak keluar hasilnya.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen, merupakan varian Delta (B.1.617) yang pertama kali terdeteksi di India.

"Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia, dan sudah terbukti pada populasi di India dan di Kudus," kata Gunadi.

Gunadi mengatakan, temuan itu memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus adalah karena adanya varian Delta.

Baca Juga: Indonesia Berpotensi Terjadi Dobel Puncak Kasus Covid-19, Pemerintah Perlu Antisipasi dengan 3T dan Penerapan Protokol Kesehatan

Bahaya dari varian Delta

Virus corona varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi, yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli virus corona SARS-CoV-2.

Gunadi mengatakan, berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.

Baca Juga: Bagikan Kabar Tak Sedap, Bunga Citra Lestari Dinyatakan Positif Covid-19: Tolong Jaga Diri Kalian dan Orang yang Kalian Cintai

1. Berbahaya bagi lansia

Gunadi mengatakan, varian Delta berhubungan dengan usia pasien.

"Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," kata Gunadi.

Baca Juga: Kondisi Covid-19 di Jakarta Semakin Mengkhawatirkan, Anies Baswedan Singgung Pelanggaran Protokol Kesehatan: Tidak Ada Kompromi

2. Dapat menginfeksi kembali

Varian Delta diketahui dapat menginfeksi kembali pasien Covid-19. dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.

Padahal, menurut Gunadi, seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien akan mendapatkan antibodi secara alami.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak Tajam, Ahli Khawatir Ada Bom Waktu yang Meledak Jika Pemerintah Tak Cepat Tanggap

3. Menurunkan kekebalan tubuh lansia

Gunadi mengatakan, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis.

"Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia, karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular Covid-19 apalagi varian Delta," ujar Gunadi.

Artikel ini telah tayang di GridStar.ID dengan judul "Melonjak Kasus Covid-19 Varian Delta di Kudus, Bahaya Virus Ini Pengaruhi Kesehatan Lansia!"

(*)

Tag

Editor : Helna Estalansa

Sumber GridStar.ID