Indonesia Berpotensi Terjadi Dobel Puncak Kasus Covid-19, Pemerintah Perlu Antisipasi dengan 3T dan Penerapan Protokol Kesehatan

Rabu, 16 Juni 2021 | 09:15
Freepik

Peneliti menyebutkan ada hubungan Covid-19 dengan gangguan otak

GridHype.ID - Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini begitu memprihatinkan.

Ahli bahkan memperkirakan puncak kasus akan terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan.

Bahkan bisa membuka kemungkinan akan berpotensi terjadi dobel puncak kasus Covid-19.

Baca Juga: Bagikan Kabar Tak Sedap, Bunga Citra Lestari Dinyatakan Positif Covid-19: Tolong Jaga Diri Kalian dan Orang yang Kalian Cintai

Dilansir dari Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman memperingatkan kemungkinan Indonesia akan menghadapi dobel puncak kasus Covid-19.

Sebab, puncak gelombang Covid-19 pertama diperkirakan akan terjadi pada akhir Juni hingga awal Juli 2021.

Lonjakan kasus Covid-19 ini, kata Dicky, masih didominasi oleh varian Alpha, yakni varian virus corona B.1.1.7 dari Inggris.

Baca Juga: Kondisi Covid-19 di Jakarta Semakin Mengkhawatirkan, Anies Baswedan Singgung Pelanggaran Protokol Kesehatan: Tidak Ada Kompromi

"Ini adalah akumulasi perjalanan selama satu tahun, dan (kondisi) saat ini diperburuk dengan varian Aplha dari UK (Inggris)," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Dicky mengungkapkan bahwa penyebaran varian baru virus corona, Alpha, menyebabkan kecepatan angka kesakitan dan banyaknya kasus Covid-19 semakin meningkat, terutama di Indonesia.

Kondisi lonjakan Covid-19 di Indonesia yang tampak saat ini, kata Dicky Budiman, baru awal.

Baca Juga: Sudah Bulan Juni, Bansos Tunai Rp 300 Ribu Bulan Mei Belum Juga Cair, Simak Hal-hal yang Jadi Penilaian KPM untuk BST Covid-19 2021

Kondisi ini akan semakin diperburuk oleh adanya varian Delta, yakni varian virus corona yang diketahui mengandung mutasi ganda yang ditemukan kali pertama di India.

"Sedangkan (puncak gelombang Covid-19) yang disebabkan oleh varian Delta, kemungkinan terjadi pada Juli, bisa pertengahan atau akhir Juli," jelas Dicky.

Varian Delta adalah varian virus corona yang ditemukan di India.

Baca Juga: Saking Setianya Kartika Putri Rela Menunggu Suaminya yang Terpapar Covid-19 hingga Sembuh, Habib Usman Justru Puji Kecantikan Pendangdut Ini di Depan Sang Istri

Seperti yang diketahui, varian Delta diketahui juga telah terdeteksi di Indonesia.

Beberapa bulan ini, varian Delta telah menyebabkan tingkat kasus kesakitan dan kematian akibat Covid-19 yang tinggi di negara tersebut.

Sementara itu, melansir dari Kontan.co.id, mitigasi harus dilakukan agar lonjakan kasus Covid-19 tidak dialami Indonesia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kudus Semakin Membabi Buta, Waiting List Pemakaman Diberlakukan

Lebih lanjut, ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan lonjakan kasus Covid-19 tidak bisa dihindari.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah harus memperkuat 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan mengedukasi masyarakat agar patuh menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi yang bisa kita lakukan daerah-daerah jangan menahan testing 3T lakukan dan masyarakat diliterasi pandemi ini dan diperkuat 3M-nya," kata dia.

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Kontan.co.id