GridHype.ID - Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini begitu memprihatinkan.
Ahli bahkan memperkirakan puncak kasus akan terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Bahkan bisa membuka kemungkinan akan berpotensi terjadi dobel puncak kasus Covid-19.
Dilansir dari Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman memperingatkan kemungkinan Indonesia akan menghadapi dobel puncak kasus Covid-19.
Sebab, puncak gelombang Covid-19 pertama diperkirakan akan terjadi pada akhir Juni hingga awal Juli 2021.
Lonjakan kasus Covid-19 ini, kata Dicky, masih didominasi oleh varian Alpha, yakni varian virus corona B.1.1.7 dari Inggris.
"Ini adalah akumulasi perjalanan selama satu tahun, dan (kondisi) saat ini diperburuk dengan varian Aplha dari UK (Inggris)," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/6/2021).
Dicky mengungkapkan bahwa penyebaran varian baru virus corona, Alpha, menyebabkan kecepatan angka kesakitan dan banyaknya kasus Covid-19 semakin meningkat, terutama di Indonesia.
Kondisi lonjakan Covid-19 di Indonesia yang tampak saat ini, kata Dicky Budiman, baru awal.
Kondisi ini akan semakin diperburuk oleh adanya varian Delta, yakni varian virus corona yang diketahui mengandung mutasi ganda yang ditemukan kali pertama di India.
"Sedangkan (puncak gelombang Covid-19) yang disebabkan oleh varian Delta, kemungkinan terjadi pada Juli, bisa pertengahan atau akhir Juli," jelas Dicky.
Varian Delta adalah varian virus corona yang ditemukan di India.
Seperti yang diketahui, varian Delta diketahui juga telah terdeteksi di Indonesia.
Beberapa bulan ini, varian Delta telah menyebabkan tingkat kasus kesakitan dan kematian akibat Covid-19 yang tinggi di negara tersebut.
Sementara itu, melansir dari Kontan.co.id, mitigasi harus dilakukan agar lonjakan kasus Covid-19 tidak dialami Indonesia.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kudus Semakin Membabi Buta, Waiting List Pemakaman Diberlakukan
Lebih lanjut, ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan lonjakan kasus Covid-19 tidak bisa dihindari.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah harus memperkuat 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan mengedukasi masyarakat agar patuh menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi yang bisa kita lakukan daerah-daerah jangan menahan testing 3T lakukan dan masyarakat diliterasi pandemi ini dan diperkuat 3M-nya," kata dia.
(*)