GridHype.ID- Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kini tengah menjadi zona merah penyebaran Covid-19.
Kasus yang melonjak tersebut diduga sebagai kasus yang muncul pasca idul fitri 2021.
Nyaris memasuki angka 6.000 kasus, pasien meninggal dunia kini tercatat mencapai 626 orang.
Dikutip dari Kompas.com Sabtu (5/6/2021), lonjakan tersebut dibarengi dengan tingginya angka kematian.
Pada Rabu, 2 Juni 2021 lalu, pasien meninggal dunia mencapai 12 orang.
Salah satu dari 12 orang tersebut adalah tenaga kesehatan.
“Ada 12 yang meninggal, salah satunya ini tenaga nakes kita yaitu tenaga ahli gizi,” ujar Ketua Satgas Kudus dikutip dari Kompas.com sabtu (5/6/2021).
Ahli gizi yang meninggal tersebut diketahui telah bekerja selama 7 tahun di salah satu rumah sakit di Kudus.
Data pada 31 Mei 2021 menunjukan bahwa terdapat 298 pasien yang dirawat dan 972 pasien lain yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Melonjaknya pasien Covid-19 ini mengakibatkan terjadinya antrean pemakaman jenazah.
Saat ini, petugas menerapkan sistem waiting list.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kudus, Budi Waluyo pada Rabu, (2/6/2021).
“Jadi waiting list, karena setiap pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 butuh waktu satu jam, sedangkan tim pemakaman jumlahnya 20 orang yang dibagi menjadi shift pagi dan malam,” ujarnya.
Baca Juga: Terjadi Lagi! Tolak Pemakaman Jenazah Covid-19, Warga Tega Bongkar Hingga Bakar Area Makam
Penambahan jumlah petugas pemakaman telah direncanakan oleh pihak BPBD untuk mengimbangi lonjakan kasus kematian Covid-19.
Selain itu, gagasan mengenai pembetukan relawan pemakaman jenazah Covid-19 juga aan direalisasikan.
Pembentukan relawan tersebut bakal dilaksanakan di tingkat desa.
Meskipun angka positif Covid-19 tengah membumbung tinggi, Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito menyatakan bahwa belum ada kasus terkait virus corona varian baru.
“Belum ditemukan, nanti aka nada bagian yang melacaknya,” ujarnya.
Saat ini pihak BNPB tengah berupada meningkatkan disiplin pelaksanaan protocol kesehatan Covid-19 di tingkat desa.
Selain itu, upaya mengatasi penuhnya UGD juga sedang dilaksanakan.
(*)