Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tengah Gencar Lakukan Program Vaksinasi, Menkes Mendadak Ungkap Ketersedian Vaksin Covid-19 Menipis, Kenapa?

Helna Estalansa - Minggu, 28 Maret 2021 | 17:15
Ilustrasi vaksin Covid-19
Freepik.com

Ilustrasi vaksin Covid-19

GridHype.ID - Saat ini pemerintah tengah berupaya untuk melaksanakan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Saat ini, program vaksinasi Covid-19 telah memasuki tahap kedua.

Pada vaskinasi tahap kedua ini, pemerintah menyasar kepada petugas pelayanan publik dan lansia berusia diatas 60 tahun.

Di tengah gencar-gencarnya melaksanakan program vaksinasi, menteri kesehatan mendadak ungkap kabar kurang mengenakan.

Baca Juga: 16 Juta Dosis Vaksin Sinovac Datang ke Tanah Air, Pakar Jelaskan Alasan Antibodi Bisa Turun Usai Vaksinasi Covid-19

Pasalnya, ketersedian vaksin Covid-19 di Indonesia sudah mulai menipis.

Melansir dari Kompas.com, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia akan sangat menipis pada April 2021.

Hal tersebut bisa terjadi karena dua gelombang pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Indonesia ditunda akibat embargo vaksin dari India.

"April (persediaan vaksin) kita akan sedikit sekali. Kita hanya punya 7,6 juta vaksin Sinovac," kata Budi dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (27/3/2021) malam.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Tengah Gencar Laksanakan Program Vaksinasi Covid-19, Presiden Jokowi: Kita Patut Bersyukur

Sedianya, Indonesia akan menerima sebanyak 2,5 juta vaksin AstraZeneca pada 25 Maret 2021.

Setelah itu, vaksin yang sama akan kembali datang ke Tanah Air sebanyak 7,8 dosis pada April 2021.

Namun, pihak Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca untuk negara miskin dan berkembang mengumumkan penundaan dua gelombang pengiriman ke Indonesia.

"Di bulan April nanti kita hanya ada 7,6 juta dosis karena yang ini tadi (dua gelombang pengiriman) tadi hilang," ungkap Budi.

Baca Juga: Waspada, Jangan Sembarangan Unggah Sertifikat Vaksinasi Covid-19 ke Media Sosial, Satgas: Tersebarnya Data Pribadi Dapat Membawa Risiko

"Padahal kita nyuntiknya sudah 500.000 dosis perhari, bahkan mungkin bisa meningkat jadi 600.000 dosis sehari. Artinya 7,6 juta itu (untuk) suntik 15 hari habis," lanjutnya.

Oleh karena itu, Budi menyebut pemerintah saat ini sedang memikirkan bagaimana caranya bisa mengatasi isu ketersediaan vaksin.

Sebelumnya Budi mengatakan, pihak Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca untuk Indonesia memutuskan menunda pengiriman vaksin itu ke Tanah Air.

Penundaan yang dimaksud menyasar dua kali rencana pengiriman vaksin pada Maret dan April 2021 atau gelombang kedua dan ketiga.

Baca Juga: Kabar Baik, Mulai Bulan Depan Masjid Bisa Dipakai Menjadi Lokasi Vaksinasi Covid-19, Jusuf Kalla: Tempat yang Paling Strategis

"Jadwalnya kita dapat vaksin gratis dari Covax-GAVI sudah dapat kemarin vaksin AstraZeneca gratis 1,1 juta dosis. Selanjutnya rencananya akan datang lagi 2,5 juta pada 22 Maret dan 7,8 juta dosis pada April," ujar Budi.

"Ternyata ini pending. Tertunda karena ada isu India embargo vaksin," lanjutnya.

Budi mengatakan, saat ini kasus Covid-19 di India sedang kembali naik sehingga otoritas setempat tidak mengizinkan vaksin keluar dari negaranya.

"Sebab AstraZeneca ini paling besar dibikin di India. Karena inilah, Covax-GAVI merealokasikan lagi pembagiannya. Sehingga mereka menunda pengiriman untuk Maret-April," lanjutnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tunjuk Pesantren di Jawa Timur Sebagai Penerima Vaksin AstraZeneca, Juru Bicara Kemenkes Beri Penjelasan Ini

Sebagaimana diketahui, Indonesia sudah mendapatkan kiriman 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca gratis melalui skema pengadaan lewat Covax-GAVI.

Keseluruhan jumlah tersebut sudah sampai di Indonesia.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi sebanyak 1,1 dosis vaksin AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia kini telah didistribusikan habis ke tujuh provinsi.

Sebanyak 1,1 juta dosis tersebut seluruhnya akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 dosis pertama.

Baca Juga: Pemerintah Imbau Masyarakat Tidak Unggah Sertifikat di Sosmed, 3 Hal Ini Jadi Alasan Tak Semua Orang Layak Terima Vaksinasi Covid-19

"Ini semua sudah dibagi habis 1,1 juta ke Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, Kepulauan Riau, Maluku dan Sulawesi Utara," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (22/3/2021).

"Semuanya untuk vaksinasi dosis pertama," lanjut Nadia.

Hal tersebut menyesuaikan masa kedaluwarsa dari 1,1 juta dosis vaksin itu yang akan jatuh tempo pada akhir Mei 2021.

Sementara itu, pemerintah telah memperbaharui informasi perkembangan kasus Covid-19 pada 27 Maret 2021.

Baca Juga: Bikin Heboh, Vaksin AstraZeneca Ternyata Mengandung Tripsin dari Babi, MUI Beberkan Alasan Umat Muslim Boleh Menggunakannya

Melansir dari covid19.go.id, update terakhir pada Sabtu 27 Maret 2021, total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai angka 1.492.002.

Kemudian sebanyak 1.327.121 pasien dinyatakan sudah sembuh dari Covid-19.

Sedangkan, total kasus yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19 mencapai 40.364.

(*)

Source :Kompas.comcovid19.go.id

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x