Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

WHO Beberkan Fakta Mencengangkan, Usia Muda Jadi Penyumbang Kasus Positif Tertinggi di Beberapa Negara

Nabila Nurul Chasanati, None - Minggu, 02 Agustus 2020 | 17:00
WHO Akui Bukti Bahwa Virus Corona Dapat Menyebar Melalui Udara lho
world-today-news.com

WHO Akui Bukti Bahwa Virus Corona Dapat Menyebar Melalui Udara lho

GridHype.ID - Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor harian peningkatan kasus Covid-10 hingga Jumat (31/07/2020) sebanyak 292.527 kasus dengan korban meninggal 6.812 orang.

Peningkatan terbesar berasal dari Amerika Serikat, Brasil, India, dan Afrika Selatan.

Rekor kasus harian menurut WHO sebelumnya adalah 284.196 pada 24 Juli lalu.

Pada tanggal tersebut, terdapat 9.753 orang meninggal dunia.

Sebelumnya, WHO juga mengingatkan usia muda bukan berarti kebal virus corona, justru, usia muda menjadi salah satu penyumbang kasus corona tertinggi di beberapa negara.

Baca Juga: 5 Taruna Positif Covid-19 Saat Liburan ke Yogyakarta, Begini Tanggapan Wakil Gubernur AKPOL Semarang

"Kami telah mengatakannya sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi, orang-orang muda tetap berisiko saat terpapar Corona," kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari CNBC International, Jumat (31/7/2020).

"Orang-orang muda dapat terinfeksi, orang-orang muda dapat mati dan orang-orang muda dapat menularkan virus kepada orang lain," lanjut Tedros.

Meyakinkan orang usia muda adalah tantangan

Menurut Tedros, meyakinkan orang muda di seluruh dunia bahwa virus dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan mereka tetap menjadi tantangan bagi WHO.

Baca Juga: Dipuji Usai Bebas dari Virus Corona, Vietnam Dihadapkan Mimpi Buruk Soal Ledakan Wabah Covid-19

Sementara itu, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, mayoritas orang yang lebih muda cenderung memiliki gejala Covid-19 yang lebih ringan, tetapi tidak semuanya.

Beberapa orang dengan usia muda bahkan mengalami sakit parah hingga akhirnya meninggal dunia.

"Orang yang memiliki penyakit ringan, beberapa dari mereka akan sembuh dengan baik. Tetapi beberapa dari mereka memiliki efek jangka panjang, dan kami baru mulai benar-benar belajar tentang ini," kata Maria Kerkhove.

Baca Juga: 5 Taruna Positif Covid-19 Saat Liburan ke Yogyakarta, Begini Tanggapan Wakil Gubernur AKPOL Semarang

Ia menambahkan, ada usia muda yang mengalami gejala berat seperti mengidap kelelahan ekstrem, sesak napas, atau kesulitan melanjutkan kegiatan normal seperti kembali bekerja atau gym bahkan setelah mereka pulih.

"Kami sedang belajar apa artinya itu," ucap Maria.

Kerkhove mengatakan ada sejumlah hal yang dapat dilakukan usia muda untuk mencegah penyebaran virus corona.

Di antaranya seperti mencuci tangan, menjaga jarak sosial, mengenakan masker dan menghindari tempat-tempat ramai seperti bar.

Baca Juga: Ngeri! Darah Pasein Covid-19 yang Sembuh Diperjualbelikan di Pasar Gelap, Harganya Mencapai Ratusan Juta, Untuk Apa?

"Kami secara konsisten melihat klub malam sebagai penguat transmisi. Ini sangat disayangkan karena tahu bahwa kaum muda ingin melanjutkan kegiatan normal," kata Maria.

Batasi perjalanan luar negeri

WHO juga mendesak negara-negara di dunia untuk membatasi perjalanan ke luar negeri dan hanya memprioritaskan perjalanan penting untuk keadaan darurat.

WHO merekomendasikan bahwa prioritas harus diberikan pada perjalanan penting untuk keadaan darurat, tindakan kemanusiaan, perjalanan personel penting, dan pemulangan.

Baca Juga: Berdalih Cegah Penularan Covid-19, Militer Israel Hancurkan Pos Pemeriksaan Virus Corona Palestina

Desakan itu muncul akibat lonjakan infeksi baru di banyak negara sehingga negara-negara harus menerapkan kembali beberapa pembatasan perjalanan.

WHO mendesak setiap negara untuk melakukan analisis risiko, manfaatnya sendiri dan memutuskan prioritasnya, sebelum mengizinkan perjalanan internasional.

Dalam aturan perjalanan terbarunya, WHO mengatakan negara-negara harus mempertimbangkan epidemiologi lokal dan pola penularan, kesehatan nasional dan langkah-langkah sosial yang sudah ada.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Arab Saudi Perketat Aturan untuk Jamaah Haji yang Keluar Masuk Masjidil Haram

Tidak ada risiko nol

Apabila negara memilih untuk mengkarantina semua penumpang pada saat kedatangan, mereka harus melakukannya setelah menilai risiko tersebut dan mempertimbangkan keadaan setempat, kata WHO.

"Tidak ada 'risiko nol' ketika mempertimbangkan potensi impor atau ekspor kasus dalam perjalanan internasional," demikian pernyataan WHO dikutip dari Channel News Asia, Jumat (31/7/2020).

Awal pekan ini, WHO mengatakan bahwa larangan perjalanan internasional tidak dapat diterapkan tanpa batas waktu.

Baca Juga: Satu Keluarga Muntah hingga Jalani Tes Covid-19 Akibat Temukan Benda Menjijikkan Ini Dalam Sup

Negara-negara harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi penyebaran virus corona baru di dalam perbatasan mereka.

WHO mengatakan bahwa mereka akan memperbarui pedoman perjalanannya menjelang liburan musim panas belahan bumi utara.

Sebelumnya pada bulan Juli, WHO mendesak para pelancong untuk mengenakan masker di pesawat.

Baca Juga: Miris! Bocah Ini Tega Buang Darah Dagingnya Usai Berhubungan Badan dengan Banyak Pria, Kondisi Bayi yang Dibuang Tewas Dimakan Binatang Buas

Selain itu, juga tetap mendapatkan informasi saat kasus Covid-19 melonjak lagi di beberapa negara.

Panduan WHO sebelumnya untuk para pelancong telah memasukkan saran yang masuk akal yang berlaku untuk pengaturan lain seperti jarak sosial, mencuci tangan dan menghindari menyentuh mata, hidung atau mulut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul WHO: Orang Usia Muda Berisiko Saat Terpapar Virus Corona

(*)

Source : KOMPAS.com

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x