Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dunia Masih Jalani Tahap Uji Coba Vaksin, Negara Ini akan Luncurkan Penawar Virus Corona pada Pertengahan Agustus

Nabila Nurul Chasanati, None - Jumat, 31 Juli 2020 | 20:00
 Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari China Indonesia Harus Alokasikan Anggaran Sebesar Rp 30 Triliun
Freepict.com

Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari China Indonesia Harus Alokasikan Anggaran Sebesar Rp 30 Triliun

GridHype.ID - Kasus virus corona di dunia sudah tercatat lebih dari 17 juta jiwa sampai tanggal 30 Juli 2020.

Di Indonesia sendiri, tercatat lebih dari 100 ribu orang telah terkonfirmasi positif Covid-19.

Untuk menghentikan penyebaran virus ini agar tidak meluas, seluruh negara tengah mengembangkan vaksin Covid-19.

Banyak di antaranya yang mencapai hasil memuaskan, namun hal itu belum bisa menyimpulkan kapan vaksin bisa diproduksi.

Baca Juga: Pecahkan Rekor, Harga Emas Capai Level Tertinggi Sepanjang Masa, Vaksin Virus Corona Bisa Jadi Perusak

Uji coba terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk bisa diproduksi secara massal.

Di saat banyak negara di dunia terus melakukan penelitian untuk menemukan vaksin tersebut, Rusia dikabarkan sudah menemukan vaksin Covid-19.

Rusia ingin menjadi yang pertama di dunia yang menyetujui vaksin virus corona.

Meskipun, ada kekhawatiran mengenai keamanan, efektivitas, dan apakah negara ini mengambil jalan pintas dalam pengembangannya.

Baca Juga: Bak Kelinci Percobaan! Indonesia Terima Vaksin Corona dari China, Masyarakat Tiongkok Justru Tolak Penawar karena Hal Ini

Para pejabat Rusia mengatakan, mereka tengah bekerja untuk persetujuan vaksin pada 10 Agustus atau lebih awal daripada itu.

Persetujuan ini dilakukan untuk vaksin yang telah dibuat oleh Gamaleya Institute yang berbasis di Moskow.

Melansir CNN, Kamis (30/07), persetujuan tersebut untuk penggunaan umum, dengan petugas kesehatan garis depan yang akan mendapatkannya terlebih dahulu.

"Ini momen Sputnik," kata Kirill Dmitriev, Kepala Dana Kekayaan Negara Rusia, yang membiayai penelitian vaksin Rusia, merujuk pada suksesnya peluncuran satelit pertama dunia oleh Uni Soviet pada 1957.

Baca Juga: Yakin Cara Jitu Ini Mampu Usir Pandemi Covid-19, Warga India : Kami Menyembah Dewi Corona Setiap Hari Sampai Ia Puas!

"Orang Amerika terkejut ketika mereka mendengar bunyi Sputnik.

Itu sama dengan vaksin ini. Rusia akan sampai di sana lebih dulu," ujar dia.

Namun, Rusia tidak merilis data ilmiah mengenai pengujian vaksin ini, sehingga belum dapat memverifikasi terkait keamanan dan keefektifannya.

Para kritikus mengatakan, desakan negara ini untuk vaksin datang di tengah tekanan politik dari Kremlin, yang ingin menggambarkan Rusia sebagai kekuatan ilmiah global.

Muncul juga kekhawatiran mengenai pengujian vaksin ini terhadap manusia yang tidak lengkap.

Baca Juga: Optimis Wabah Corona Segera Berakhir, 3 Vaksin Covid-19 Ini Dianggap Menjanjikan Salah Satunya di Indonesia!

Uji coba vaksin

Sejumlah uji coba vaksin sedang berlangsung di seluruh dunia, dan sejumlah kecil dalam uji coba untuk mengetahui efektivitasnya dalam skala besar.

Namun, sebagian besar pengembang telah memperingatkan bahwa masih banyak pekerjaan yang tersisa sebelum vaksin disetujui.

Sementara, beberapa vaksin global sedang dalam tahap uji coba ketiga, vaksin Rusia belum menyelesaikan fase kedua.

Pengembang berencana untuk menyelesaikan fase tersebut pada 3 Agustus, dan kemudian melakukan pengujian fase ketiga secara paralel dengan vaksinasi pekerja medis.

Baca Juga: Kerap Olok-olok Tiongkok Saat Virus Corona Menyerang, Trump Jilat Ludah Sendiri dengan Tawarkan Kerjasama Saat Negeri Tirai Bambu Itu Berhasil Buat Vaksin Covid-19

Ilmuwan Rusia mengatakan, vaksin ini cepat dikembangkan karena merupakan versi modifikasi dari yang sudah dibuat untuk memerangi penyakit lain.

Itulah pendekatan yang diambil di banyak negara lain dan oleh perusahaan lain.

Khususnya, Moderna, yang vaksinnya didukung oleh Pemerintah AS dan yang memulai pengujian tahap 3, telah membangun vaksin corona virus berdasarkan vaksin yang telah dikembangkannya untuk virus terkait, MERS.

Regulator AS dan Eropa membutuhkan uji keamanan dan kemanjuran yang lengkap untuk vaksin.

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin dari Oxford Disebut Mampu Hasilkan Respon Imun yang Diharapkan Bisa Tangkal Corona

Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, tentara Rusia bertugas sebagai sukarelawan.

Sementara itu, Direktur Proyek, Alexander Ginsburg mengaku bahwa ia telah menyuntikkan dirinya dengan vaksin.

Para pejabat Rusia menjelaskan, obat itu dilacak dengan cepat karena pandemi global dan masalah corona virus yang parah bagi negara itu sendiri.

Saat ini, Rusia telah memiliki lebih dari 800.000 kasus yang dikonfirmasi.

"Ilmuwan kami fokus bukan pada menjadi yang pertama tetapi pada melindungi orang," kata Dmitriev.

Baca Juga: Secercah Cahaya di Tengah Pandemi Corona yang Melanda Dunia, WHO Bagiakan Kabar Gembira, 2 Minggu Lagi Hasil Uji Klinis Obat Covid-19 Bakal Keluar!

Dua vektor

Vaksin ini menggunakan vektor adenovirus manusia yang telah dibuat lebih lemah sehingga tidak mereplikasi dalam tubuh.

Tidak seperti kebanyakan vaksin yang tengah dikembangkan, vaksin ini bergantung pada dua vektor, bukan satu, dan pasien akan menerima suntikan pendorong kedua.

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan petugas kesehatan di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 20 Juni.

Pejabat menyebutkan, data ilmiah mereka saat ini sedang dikompilasi dan akan tersedia untuk peer review dan publikasi pada awal Agustus.

Baca Juga: Firasatnya Bak Nyata, Wirang Birawa Kembali Bahas Prediksinya Soal Wabah Virus Corona, WHO Umumkan Kandidat Vaksin Covid-19

"Rusia mengukuhkan posisi kepemimpinannya dalam pengembangan vaksin dan platform vaksin Ebola dan MERS yang telah terbukti untuk membawa solusi pertama yang aman dan efisien untuk masalah terbesar dunia," ujar Dmitriev.

Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada vaksin yang disetujui untuk MERS.

Kementerian Kesehatan Rusia, yang belum mengonfirmasi tanggal persetujuan pada bulan Agustus, menyebutkan, staf medis garis depan akan menjadi yang pertama divaksinasi setelah obat baru tersebut disetujui untuk penggunaan umum.

Uji coba vaksin skala besar di Inggris, Amerika Serikat, dan di tempat lain sedang dilakukan dengan cepat.

Baca Juga: Vaksin Virus Corona Sudah Berada di Tahap Akhir Pengujian, Siapakah yang Akan Mendapatkan Pertama Kali?

Akan tetapi, belum berkomitmen untuk tenggat waktu di mana produk-produk tersebut akan disetujui.

Hasil awal dari uji coba vaksin yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca disebut menjanjikan.

Akan tetapi, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO Mike Ryan memaparkan bahwa masih banyak jalan yang harus ditempuh.

Baca Juga: Peneliti Indonesia Sedang Uji Klinis Stem Cell untuk Basmi Covid-19, Kabarnya Bisa Atasi Pasien Kritis

"Ini adalah studi fase 1. Kita sekarang perlu beralih ke uji coba dunia nyata skala yang lebih besar, tapi baik untuk melihat lebih banyak data dan lebih banyak produk yang bergerak ke fase penemuan vaksin yang sangat penting ini," kata Ryan.

Awal bulan ini, Kremlin membantah tuduhan mata-mata Rusia meretas laboratorium penelitian Amerika, Kanada, dan Inggris untuk mencuri rahasia pengembangan vaksin.

Pejabat Rusia juga membantah laporan bahwa anggota elit politik dan bisnis negara itu, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, telah diberikan akses awal ke vaksin.

Artikel ini telah tayang di GridStar.ID dengan judul Saat yang Lain Masih Lakukan Uji Coba Vaksin Covid-19, Negara Ini Umumkan Siap Luncurkan Vaksin di Pertengahan Agustus 2020

(*)

Source : Grid Star

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x