Vaksin Virus Corona Sudah Berada di Tahap Akhir Pengujian, Siapakah yang Akan Mendapatkan Pertama Kali?

Jumat, 26 Juni 2020 | 07:30
Freepik

(Ilustrasi) Vaksin virus corona

GridHype.ID - Di tengah wabah virus corona yang tidak tahu kapan akan berakhir ini, vaksin virus corona sudah berada ditahap terakhir.

Tahap terakhir ini adalah ujicoba terhadap manusia.

Kandidat vaksin lainnya juga menyusul.

Namun, siapa yang akan mendapatkan vaksin pertama kali saat vaksin siap masih belum terlihat.

Baca Juga: Hunian Mewahnya Ditawar Rp25 Miliar, Luna Maya Enggan Jual karena Ingin Lakukan Hal Ini Usai Menikah Nanti

Seperti yang dilansir South China Morning Post, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan para pemimpin politik seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, semuanya menyerukan vaksin Covid-19 sebagai barang publik secara global.

Namun pada kenyataannya, banyak negara melakukan kesepakatan dengan perusahaan farmasi untuk memastikan mereka lah yang pertama kali mendapatkan vaksinnya terlebih dahulu.

Salah satu vaksin potensial telah dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Oxford dan dilisensikan ke AstraZeneca, yang diharapkan akan tersedia untuk warga Inggris pada bulan September.

Baca Juga: Dijamin Nggak Bikin Boros! 7 Cara Ini Bikin Gas Awet dan Tahan Lama Meski Sering Masak

Pemerintah Inggris mencapai kesepakatan dengan pengembang bulan lalu untuk mendapatkan 30 juta dosis untuk kloter pertama dan 70 juta dosis tambahan kemudian.

Pemerintah Amerika Serikat juga membantu pendanaan pengembangan vaksin itu.

Sebagai imbalannya, mereka akan menerima 300 juta dosis vaksin.

Awal bulan Juni, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda membentuk Aliansi Vaksin Inklusif untuk mempercepat proses pengembangan.

Baca Juga: Tegas Tak Ingin Jika Dimadu, Maia Estianty Bongkar Alasan Dirinya Tak Mau Dipoligami: Kalau Engkau Mampu Ya Silahkan

Mereka ingin perusahaan farmasi setuju bahwa produk apa pun yang dikembangkan, nantinya dapat diakses, tersedia, dan terjangkau di seluruh Uni Eropa.

Kanada, Brasil dan Uni Emirat Arab, yang setuju untuk menjadi tuan rumah uji coba fase 3 untuk vaksin yang dikembangkan oleh tiga perusahaan China, mungkin juga akan mendapatkan keuntungan.

Sebab, pemerintah mereka berusaha untuk mengamankan kesepakatan untuk memiliki vaksin, untuk nantinya diproduksi dan didistribusikan secara lokal.

3 Perusahaan farmasi China, yaitu CanSino Biologics, Sinovac Biotech dan China National Biotec Group, semuanya harus menemukan negara tuan rumah untuk menguji vaksin mereka.

Baca Juga: Kediamannya Capai Harga Fantastis Rp25 Miliar, Luna Mya Tak Keberatan Tinggalkan Rumah Bak Istananya Demi Sang Calon Suami Asalkan Syarat Ini Terpenuhi

Sebab, sangat sedikit kasus virus corona aktif di China pada saat mereka siap untuk pengujian.

Tetapi tidak semua orang mengira kesepakatan dua arah adalah yang terbaik untuk publik.

"Vaksin Covid-19 melibatkan pengembangan, pembuatan, pengadaan, dan administrasi."

"Saya pikir hal pertama yang harus dihindari dalam proses ini adalah nasionalisme vaksin," kata Zhang Li, direktur untuk inovasi strategis dan investor baru di Gavi, Aliansi Vaksin.

Baca Juga: Tak Ada Angin dan Hujan, Atta Halilintar Ucapkan Pisah pada Aurel Hermansyah, Padahal Baru Seumur Jagung

"Jika setiap negara terburu-buru untuk menandatangani perjanjian bilateral dengan semua produsen saat ini, itu pasti akan mengarah pada situasi di mana negara-negara berpenghasilan rendah atau negara-negara tanpa sumber daya tidak akan mendapatkan vaksin, terutama pada tahap awal."

Zhang mengatakan ada juga tantangan untuk membuat vaksin terjangkau.

"Yang paling penting adalah bagaimana mengintegrasikan kebutuhan keseluruhan semua negara, dan mengintegrasikan kapasitas produksi produsen untuk melakukan perencanaan dan distribusi makro, yang mungkin lebih baik daripada bilateral, kerja sama searah," katanya.

Sementara itu Li Yinuo, direktur kantor negara Bill & Melinda Gates Foundation, mengatakan bahwa teknologi akan menjadi kunci dalam menyelesaikan konflik kepentingan dalam memenuhi permintaan domestik serta membuat vaksin dapat diakses dan terjangkau bagi semua orang.

Baca Juga: Jadi Penyakit Paling Mengerikan, Makanan Lezat Ini Penyebab Kanker Darah yang Merenggut Banyak Nyawa

"Tidak semua orang harus diimunisasi dalam sehari," katanya.

"Program-program dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan."

"Dimulai dengan mereka yang paling berisiko, seperti orang tua dan pekerja perawatan kesehatan."

"Ini adalah tantangan yang bergantung pada kemajuan teknologi untuk menyelesaikannya."

Baca Juga: Bikin Mual! Polisi Grebek Pabrik Ilegal Pembuat Soun yang Gunakan Air Rendaman Karporit hingga Dipenuhi Kecoa

"Kami telah melihat beberapa teknologi dapat mencapai kapasitas produksi tinggi dalam waktu yang relatif terkendali."

Artikel ini telah tayang di GridFame.ID dengan judul Sebentar Lagi Selesai, Teka-teki Siapa yang Akan Dapat Vaksin Corona Pertama Kali Malah Jadi Perdebatan

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Grid Fame

Baca Lainnya