Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sengaja Suntikkan Virus Corona pada Anak Babi yang Kemudian 'Disajikan' untuk Babi Dewasa, Inilah Alasan Tiongkok Melakukannya

None - Kamis, 16 April 2020 | 15:10
Ilustrasi virus baru muncul dari babi.
Kolase/Intisari Online

Ilustrasi virus baru muncul dari babi.

GridHype.ID - Virus corona masih menjadi momok yang membuat dunia 'terguncang' di abad ini.

Kian hari penderita yang terinfeksi virus ini terus bertambah.

Penyebarannyapun juga sangat luas hingga mencapai seluruh dunia.

Baca Juga: Nyaris Tak Terekspos, Sosok Crazy Rich Indonesia ini Bukan Orang Sembarangan, Sempat Menikah dengan Donna Harun Hingga Sempat Kerja Jadi DJ

Berbagai upaya pun dilakukan untuk mencegah penyebarannya.

Tidak diragukan lagi virus corona adalah salah satu penyakit paling menular saat ini.

Dengan tingkat penularaannya yang tinggi menyebabkan virus ini dengan cepat menyebar hingga ke seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Beragam penelitian dilakukan untuk mengamati virus ini termasuk penelitian yang cukup ekstrem ini.

Melansir Daily Star pada Rabu (15/4/2020), Ilmuwan China menyuntikkan anak babi dengan virus corona, kemudian menggilingnya untuk dijadikan makanan babi lainnya.

Lantas apa tujuannya melakukan penelitian itu?

Menurut laporan, penelitian yang diterbitkan oleh Institute Virolory Wuhan tersebut dilakukan ilmuwan untuk menyelidiki penularan lintas spesies virus corona.

Baca Juga: Jangan Panik! Wabah Corona Segera Berakhir, Berikut 6 Tanda dari Kabar Menggembirakan Itu

Dengan menyuntikkan anak babi berusia 3 tahun dengan virus corona dan menjadikannya makanan untuk babi lainnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati wabah virus corona yang mungkin menyerang peternakan di China.

Para ilmuwan dalam penelitian itu menuliskan, "Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi keanekaragaman dan distribusi virus corona kelelawar untuk mengurangi wabah di masa depan."

Meskipun diyakini bahwa lonjakan terjadi setelah virus itu menyebar dari hewan ke manusia.

Namun beberapa meyakini bahwa virus itu sebenarnya buatan dan lepas dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Menurut Daily Mail, pemerintah Inggris tak bisa mengabaikan tuduhan tentang virus yang lolos dari laboratorium.

Meskipun pada kenyataanya China berulang kali menyangkal tuduhan itu.

Baca Juga: Bikin Geger! Viral Foto Oknum Polisi Asyik Bermesraan dengan Seorang Pria Tanpa Sehelai Benang

Sementara mereka mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada kebocoran virus terjadi di laboratorium China.

Laboratorium yang meneliti virus corona itu dibuat pada tahun 2002 dan 2003 setelah wabah SARS muncul.

Pakar keamanan hayati AS Profesor Richard Ebright dari Institute Mikrobiologi Warksman Universitas Rutgers, New Jersey, AS mengatakan.

Bahwa jika virus itu tidak diciptakan di laboratorium, virus itu bisa lolos dari sana ketika dianalisis.

Dia mengatakan, "pengumpulan virus, kultur, isolasi atau infeksi hewan akan menimbulkan risiko besar pekerja laboratorium dan masyarakat."

Tetapi banyak ilmuwan mengatakan mereka tidak percaya itu berasal dari laboratorium karena tidak ada bukti.

Namun sebuah penelitian yang menyoroti virus corona mengatakan 13 dari 41 orang pertama yang terifeksi virus corona tidak memiliki kontak dengan pasar yang dituduh.

Para ilmuwan dalam penelitian itu menuliskan, "Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi keanekaragaman dan distribusi virus corona kelelawar untuk mengurangi wabah di masa depan."

Baca Juga: Ketahuan Main Serong Hingga Hamil 5 Bulan, Sang Suami Nekat Bunuh Pria Selingkuhan Istrinya: Saya Sakit Hati

Meskipun diyakini bahwa lonjakan terjadi setelah virus itu menyebar dari hewan ke manusia.

Namun beberapa meyakini bahwa virus itu sebenarnya buatan dan lepas dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Menurut Daily Mail, pemerintah Inggris tak bisa mengabaikan tuduhan tentang virus yang lolos dari laboratorium.

Meskipun pada kenyataanya China berulang kali menyangkal tuduhan itu.

Sementara mereka mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada kebocoran virus terjadi di laboratorium China.

Laboratorium yang meneliti virus corona itu dibuat pada tahun 2002 dan 2003 setelah wabah SARS muncul.

Baca Juga: Kontras dengan Kehidupan Mewah Rieta Amalia dengan Suami Barunya, ini yang Dilakukan Ayah Kandung Nagita Slavina Untuk Menghidupi Dirinya

Pakar keamanan hayati AS Profesor Richard Ebright dari Institute Mikrobiologi Warksman Universitas Rutgers, New Jersey, AS mengatakan.

Bahwa jika virus itu tidak diciptakan di laboratorium, virus itu bisa lolos dari sana ketika dianalisis.

Dia mengatakan, "pengumpulan virus, kultur, isolasi atau infeksi hewan akan menimbulkan risiko besar pekerja laboratorium dan masyarakat."

Tetapi banyak ilmuwan mengatakan mereka tidak percaya itu berasal dari laboratorium karena tidak ada bukti.

Namun sebuah penelitian yang menyoroti virus corona mengatakan 13 dari 41 orang pertama yang terifeksi virus corona tidak memiliki kontak dengan pasar yang dituduh.

Dr Cao Bin mengatakan, "Tampaknya jelas bahwa pasa hewan di Wuhan bukan satu-satunya asal virus tersebut."

Baca Juga: Jangan Pindahkan Kartu SIM Selama Validasi Pemblokiran IMEI Berjalan Kalau Kamu Tidak Mau Rugi

Sementara itu hingga kini China belum menemukan dan belum mengungkapkan dari mana asal mula virus itu, mereka hanya melaporkan bahwa sumber utamanya adalah kelelawar.

Bahkan mereka sudah melakukan sol virus corona di kelelawar sejak 2011 dan diterbitkan pada 2017 silam sebelum menjadi wabah menular ke seluruh dunia.

(*)

Artikel ini pernah dimuat di intisarionline dengan judul : China Suntikan Virus Corona Pada Anak Babi Kemudian Menjadikannya Makanan Untuk Babi Lainnya, Apa Tujuannya Mereka Melakukan Itu?

Source : Intisari

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x