Follow Us

Ratusan Nyawa Melayang dalam Tragedi Itaewon dan Kanjuruhan, Mengapa Kerumunan Bisa Picu Kematian?

Helna Estalansa - Senin, 31 Oktober 2022 | 15:15
Tragedi Halloween Itaewon
foto : Twitter via Tribunnews.com

Tragedi Halloween Itaewon

"Itu umumnya penyebab kematian yang dikaitkan dengan mati lemas,” ujarnya.

Dalam utas Twitter pada hari Sabtu, salah seorang saksi mengatakan mereka berada di kerumunan menggambarkan orang- orang "jatuh seperti kartu domino dan berteriak."

"Saya benar-benar merasa seperti saya akan dihancurkan sampai mati," kata mereka di tweet lain.

"Dan saya bernapas melalui lubang dan menangis dan berpikir saya sekarat."

Korban mati lemas dalam kerumunan

Still mengatakan, saat terjadi lonjakan, tekanan dari atas dan bawah orang dalam kerumunan membuat sulit bernapas karena paru-paru mereka membutuhkan ruang untuk mengembang.

Dibutuhkan sekitar enam menit untuk masuk ke asfiksia kompresif atau restriktif, kemungkinan penyebab kematian bagi orang yang tewas dalam keramaian.

Orang-orang juga dapat melukai anggota badan mereka dan kehilangan kesadaran ketika mereka berjuang untuk bernapas dan melarikan diri dari keramaian.

Dibutuhkan sekitar 30 detik kompresi untuk membatasi aliran darah ke otak dan orang-orang yang berada di keramaian menjadi pusing.

Gelombang kerumunan dapat dipicu oleh banyak situasi ketat, misalnya ketika orang mendorong orang lain atau jika seseorang tersandung, kata Still.

Namun kejadian tersebut biasanya tidak disebabkan oleh orang yang kesusahan atau mendorong untuk keluar dari keramaian.

Baca Juga: Jovi Adhiguna Nyaris Datangi Itaewon Halloween Namun Gagal Lantaran Hal Ini, Sang Selebgram: Puji Tuhan

Source : Kompas.com, Tribunnews.com

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest