Solanin yang ada pada terong juga terdapat pada kentang dan bisa menimbulkan efek yang sama.
Menurut ahli gizi dari Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institur Pertanian Bogor, Ahmad Sulaeman, terong mengandung toksikan alami yang disebut solanin yang termasuk senyawa glikoalkaloid.
Senyawa itu lah yang merupakan bagian dari mekanisme perlindungan terong terhadap serangan hama.
Kandungan Solanin yang terdapat dalam terong yaitu hanya 0,11 mg per 1 gram atau 11 mg per 100 gram, dari pada kentang.
Sedangkan terong yang memiliki kandungan solanin paling besar adalah terong muda dan terong yang dipanen dini.
Mengonsumsi terong dalam jumlah banyak juga menurut masyarakat bisa mengalami efek gastrointestinal, dari keracunan solanin tersebut.
Namun faktanya, dosis yang bisa menyebabkan keracunan solanin sekitar 2 sampai 5 mg per kg berat badan.
Bagi orang dewasa yang beranya 60 kg, dan mengonsumsi 120 hingga 300 mg solanin atau 1 kg terong ini baru akan bisa menyebabkan keracunan.
"Jadi sebenarnya untuk terong masih aman-aman saja kalau kita mengonsumsinya sebagai lalapan mentah," ungkap Ahmad Sulaeman, seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Dirinya juga menyebutkan jika mengonsumsi terong matang lebih baik ketimbang terong mentah.
Sebab saat memasak, kandungan solanin dalam terong akan semakin berkurang.