Follow Us

Tragedi Kanjuruhan Meninggalkan Kepiluan, Begini Duka Para Ayah Datangi Satu per Satu Lokasi Demi Temukan Anaknya

Puspita Rahayu - Kamis, 06 Oktober 2022 | 15:30
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
kompas.com/Suci Rahayu

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Gridhype.id- Tragedi Kanjuruhan menyisakan beragam kisah pilu soal ketegangan dan kehilangan.

Meninggalnya ratusan jiwa akibat tragedi Kanjuruhan begitu membekas di hati masyarakat, salah satunya Edi Hermanto (50).

Ia adalah ayah dari Bellanis Faidatul Agustin (16), salah satu korban tragedi Kanjuruhan yang kini terbaring koma di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.

Edi menyebut bahwa anaknya pamit untuk menonton pertandingan di Stadion Kanjuruhan dan berangkat pukul 18.30 WIB bersama teman-temannya.

"Anak saya dan para temannya itu pamit ke saya mau nonton di Stadion Kanjuruhan. Berangkat dari rumah itu sekitar pukul 18.30 WIB," jelasnya dilansir dari kompas.com.

Namun sayangnya, Edi tak kunjung mendapati anaknya pulang ke rumah hingga tengah malam.

Padahal, diungkapkan oleh Edi bahwa anaknya tak pernah pulang terlambat usai menyaksikan pertandingan.

"Anak saya itu sering lihat Arema FC tanding di Stadion Kanjuruhan. Dan biasanya kalau sudah selesai, langsung pulang ke rumah," kata Edi.

Edi yang kebingungan lantas mencari keberadaan sang anak dengan cara menelepon.

Sayangnya, panggilan telepon tersebut justru diangkat oleh kawan Bellanis dan menjelaskan kondisi Stadion Kanjuruhan yang tengah mencekam kala itu.

Siapa sangka, Bellanis ternyata sempat menitipkan telepon genggam dan kunci kepada temannya.

Mendengar kabar tersebut, Edi bergegas mencari keberadaan Bellanis namun tak kunjung ditemukan.

Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule Didesak Mundur dari PSSI, Petisi Sudah Ditandatangani Ribuan Orang

Naas, pertemuan antara Edi dan Bellanis terjadi di RSAA Malang dengan kondisi yang memprihatinkan.

Kala itu, Bellanis sudah terbaring lemah di IGD dengan tubuh yang sudah terpasang ventilator.

Sebelumnya, Edi telah berupaya mencari keberadaan anaknya di lima rumah sakit Kabupaten Malang.

Tak juga menemukan Bellanis, Edi lantas dianjurkan untuk datang ke Rumah Sakit Kota Malang.

Kini, Edi berharap agar Bellanis bisa segera pulih dan kembali ke rumah dengan keadaan yang sehat.

Lain halnya dengan Ruslan, ayah dari Hendrik Gunawan yang justru mendapati anaknya tewas usai menonton pertandingan Arema dan Persebaya.

"Pamitnya nonton Arema lawan Persebaya. Dia memang sering nonton Arema saat main di Malang. Tadi jam 4 subuh dapat kabar kalau anak saya tewas," katanya.

Dilansir dari Tribunnews.com, berikut adalah sebaran rumah sakit tempat perawatan korban tragedi Kanjuruhan:

  • Rumah Sakit (RS) Saiful Anwar 30 orang. 7 di ruang intensive care unit (ICU), 12 di ruang high care unit (HCU), dan 11 orang di ruang rawat inap biasa.
  • RSUD Kanjuruhan ada 11 orang. Tiga di ICU kemudian delapan di ruang rawat inap biasa.
  • RS Bhayangkara Hasta Brata ada lima orang, dirawat di ruang perawatan biasa. Lalu, di RS Islam Aisyiyah 2 orang, satu di ICU, dan satu lagi di ruang perawatan biasa.
  • RS UMM satu orang dirawat biasa.
Baca Juga: Tegas! Video Viral Oknum TNI Lakukan Tendangan Kugngfu ke Suporter, Jenderal Andika Perkasa : ini Bukan Etik Tapi Pidana

  • RS Hasta Husada satu orang
  • RS Wajak Husada satu orang,
  • RS Prima Husada dua orang,
  • RS Wava Husada lima orang,
  • RS Tentara Dokter Soepraoen satu orang.
Baca Juga: Kumpulan Doa Harian, Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan Malang, Berikut Tata Cara Salat Gaib dan Doanya

(*)

Source : Kompas.com, tribunnews

Editor : Hype

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular