Follow Us

Jangan Sampai Lengah Meski Kasus Menurun, IDI Akui Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Sulit Diprediksi dan Minta Masyarakat Tetap Lakukan ini

Nabila Nurul Chasanati - Rabu, 13 Oktober 2021 | 20:00
Tes Covid-19
Kompas

Tes Covid-19

GridHype.ID - Angka kasus Covid-19 di Indonesia memang sudah menurun.

Namun, Indonesia harus tetap waspada atas munculnya gelombang ketiga.

Bagaimana tidak, Indonesia sempat terpuruk ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di bulan Juni-Juli lalu.

Berkaca dari pengalaman, tentu hal ini tidak boleh kembali terulang.

Dilansir dari Kompas.com, risiko terjadinya gelombang ketiga Covid-19 pada akhir tahun pun diharapkan dapat dicegah semua lapisan masyarakat, termasuk kalangan medis.

Hingga Selasa (12/10/2021), Satgas Penanganan Covid-19 mencatat 4.229.813 kasus Covid-19, setelah diketahui bertambah 1.261 kasus dalam 24 jam terakhir.

Sementara itu, jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh mencapai 4.065.425 dan 142.763 orang dinyatakan meninggal dunia.

Satgas juga melaporkan saat ini ada 21.625 kasus aktif Covid-19.

Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) meminta semua rumah sakit tetap siaga menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi akan terjadi pada akhir tahun.

Sekjen Persi Lia G Partakusuma dalam diskusi secara daring mengatakan, pihaknya tidak hanya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur akhir tahun, tetapi mobilitas masyarakat yang sudah mulai meningkat.

Baca Juga: Tabiat Asli Selebgram ini Terbongkar Coreng Imej Usai Ramai Diduga Kabur dari Karantina Wisma Atlet, Satgas Covid-19 Bertindak Tegas Bakal Lakukan Hal ini

"Persi sudah membuat edaran bulan September kemarin untuk tetap menyiagakan rumah sakit, terutama di daerah perbatasan, kami sudah minta rumah sakit untuk lebih siaga," kata Lia, Selasa.

Menurut Lia, pelonggaran-pelonggaran aktivitas yang ditetapkan pemerintah selama penurunan kasus Covid-19 dapat memicu pergerakan masyarakat dari satu tempat ke tempat lain.

Hal ini, kata dia, dapat berisiko terjadinya peningkatan penularan virus corona.

"Memang kita melakukan karantina, tetapi kan kita tahu untuk melacak satu virus itu sebetulnya tidak mudah, misalnya dengan karantina lima hari, tapi bisa jadi dua minggu baru timbul," ujarnya.

Di sisi lain, Lia mendukung rumah sakit di daerah-daerah yang sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan sarana untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19.

Sementara itu, melansir dari GridHealth.ID, Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Mahesa Paranadipa Maikel MH, seperti dilansir Kompas.com (12/10/2021).

Menurutnya belum ada prediksi pasti perihal gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Namun Mahesa mengatakan, kita masih bisa belajar dari kejadian-kejadian peningkatan kasus Covid-19 sebelum-sebelumnya.

"Jadi kami sampaikan ini bukan prediksi IDI, tapi kami menggunakan beberapa prediksi yang disampaikan oleh pakar-pakar yaitu, prediksi gelombang ketiga itu di akhir tahun (2021) ya," ujarya.

Baca Juga: Kaum Hawa Wajib Tahu, Muncul Perubahan Siklus Menstruasi Masuk dalam Gejala Long Covid-19, Simak Penjelasan Lengkapnya

Mahesa menjelaskan, IDI tidak bisa memprediksikan secara pasti kapan gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia akan terjadi.

Sebab, belum memprediksikan varian virus corona baru jenis apa lagi yang kemungkinan bisa muncul jika terjadi penularan secara masif di masyarakat.

Penularan Covid-19 yang masif di masyarakat di saat libur panjang bisa sangat mungkin terjadi karena akan meningkatnya mobilitas atau pergerakan masyarakat untuk berlibur, berkerumun dan lalai terhadap berbagai protokol kesehatan yang ada.

Semakin banyak penularan Covid-19, maka virus SARS-CoV-2 akan semakin cepat dan mudah bermutasi, sehingga dapat membentuk varian-varian baru, di mana dikhawatirkan muncul varian yang lebih berbahaya daripada varian Delta yang ada saat ini.

Oleh karena itu, Mahesa berkata, meskipun angka kasus infeksi Covid-19 di Indonesia dilaporkan terus menurun, tetapi pemerintah sebaiknya tetap terus mengedukasi masyarakat untuk disiplin prokes dan vaksinasi.

Baca Juga: Usai Diapresiasi WHO Kasus Covid-19 di Indonesia Menurun, Kepemimpinan Presiden Jokowi Dipuji Setinggi Langit oleh Profesor Singapura

(*)

Source : Kompas.com, Gridhealth

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Baca Lainnya

Latest