GridHype.ID - Jadi jajanan yang paling banyak dijual oleh para pedagang.
Para pedagang keliling yang menjajakan tahu bulat sering kita dapati di jalan-jalan.
Rasanya yang nikmat dan gurih menjadi daya tarik bagi para pelanggan untuk membelinya.
Dikutip dari dari laman GridHype.ID sebelumnya, anak-anak pun kerap mengantri untuk membeli jajanan ini.
'Tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan, hangat, gurih-gurih enyoy', jargon ini tengah ramai digandrungi masyarakat.
Namun, makanan yang diolah sedemikian rupa dan dipasarkan dengan cara berbeda, membuat jajanan ini sedang ramai diperbincangkan.
Nah siapa sangka, jajanan ini justru menjadi ancaman bagi tubuh.
Banyak pihak yang khawatir mengenai kualitas gizi dan sterilisasi dari jajanan tahu bulat ini.
Dikutip dari Kompas.comdari laman Tribunnews.com, salah satu pakar menjelaskan alasan tahu bulat menjadi jajanan yang memicu bahaya bagi kesehatan.
Adalah dokter spesialis gizi klinik FKUI Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK, menjelaskan ada lima ulasan untuk menjawab kehawatiran itu.
1. Minyak Panas
Makanan ini belum bisa dikatakan sebagai makanan sehat, seperi jajanan gorengan lain.
Sebab, olahan tahu digoreng dengan minyak panas dalam jumlah yang banyak.
Minyak bakal berubah menjadi lemak trans.
Hal inilah yang akan membuat komposisi kimia dalam minyak menjadi berubah.
2. Memicu Kanker
Ini yang memicu penumpakan lemak di pembuluh darah.
Kemudian memicu penumpukan lemak di pembuluh darah dan bahkan dapat memicu kanker.
3. Hanya Boleh Dikonsumsi sebanyak Satu Persen
Dalam satu hari, minyak trans hanya boleh dikonsumsi sebanyak satu persen oleh manusia dari total kalori per harinya.
Kalau lebih, bisa jadi sumber penyakit.
4. Tidak Sehat
Tahu tentu merupakan makanan yang sehat, lebih sehat jika diolah dengan ditumis dan sedikit minyak.
Itu bahkan jauh lebih sehat dibanding tahu yang digoreng menggunakan minyak yang berulang kali dipakai.
Nah, mulai sekarang jangan kita lebih bijak lagi dalam konsumsi jajanan tahu bulat ini ya.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Tahu Bulat Tidak Baik Bagi Kesehatan, Masih Mau Beli?
(*)