Follow Us

Terinspirasi dari Malang, Pegusaha Tempe di Amerika Serikat Ini Sukses Besar

Ruhil Yumna - Selasa, 15 Juni 2021 | 14:45
Tempe yang dijual di banyak toko dalam berbagai rasa.
(GETTY IMAGES via BBC INDONESIA)

Tempe yang dijual di banyak toko dalam berbagai rasa.

Langkah awal memulai bisnis makanan nabati, kata Seth Tibbott, dimulai setelah apa yang ia sebut "fenomena aneh 41 tahun lalu dengan munculnya toko-toko yang menjual tempe di Amerika Serikat."

"Saya jatuh cinta dengan tempe tiga tahun sebelumnya dan sudah yakin tempe akan menjadi sesuatu yang besar karena rasanya yang enak, bergizi dengan tekstur bagus," katanya.

Pengalaman awalnya membuat tempe dimulai melalui kelompok "vegetarian dengan anggota 1.200 orang" yang tinggal dalam satu komunitas yang disebut The Farm.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-aling, Inul Daratista Sindir Pedas Tingkah Nadya Arifta yang Dituding Jadi Perusak Hubungan Kaesang dan Felicia Tissue, Sang Biduan: Jangan Pagi Dele Sore Tempe

Kelompok yang hanya makan produk nabati dan sama sekali tidak menyentuh produk dari hewan termasuk susu dan telur, mengolah berbagai makanan termasuk tahu, susu kedelai dan juga tempe.

Mereka menjual cara membuat tempe seharga 3 dollar AS dan dari sinilah pengalaman Seth membuat tempe bermula.

"Saat itu saya tinggal di tenda dan saya pakai kompor seadanya di luar tenda.

Iklim di Tennesse (tempat tendanya) saat musim panas sangat mirip di Indonesia, jadi cocok untuk membuat tempe."

"Fermentasi tempe saya lakukan di panci yang saya letakkan di atas kursi di luar pada malam hari.

Keesokan harinya, di atas kedelai terbentuk lapisan putih. Saya senang... dan saya suka sekali dengan tempe saya," tambahnya.

Sejak pengalaman pertama membuat tempe pada 1977 itu, kata Seth, dia mulai membuat satu kilogram.

Kata dia, "Saya sudah terpikir, tempe memiliki potensi untuk berhasil di Amerika."

Source : Forbes, kompas

Editor : Hype

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular