Profesor Mustafa Gerek dari Universitas Ilmu Kesehatan di Ankara Turki juga mengatakan hal yang sama.
"Setelah infeksi kemungkinan Anda memiliki cukup antibodi pada tahap mana Anda mungkin tidak memerlukan vaksinasi. Tetapi tidak jelas berapa lama kekebalan bertahan. Maka paling aman adalah menunggu giliran untuk disuntik vaksin (Covid-19)," katanya kepada Demirören News Agency (DHA) pada 28/03/2021.
Setelah seseorang sembuh, sistem kekebalannya harus mencegahnya agar tidak segera sakit lagi. “Sistem kekebalan Anda mampu mengidentifikasi virus, dan melindungi dirinya sendiri,” kata Dr. Saskia Popescu, pakar penyakit menular di Universitas George Mason di Virginia, Amerika Serikat.
Para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti berapa lama kekebalan ini bertahan atau seberapa kuatnya, meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa perlindungan tersebut dapat bertahan selama beberapa bulan.
Tidak mungkin mengetahui berapa lama seseorang mungkin kebal, kata Dr. Prathit Kulkarni, pakar penyakit menular di Baylor College of Medicine di Texas, Amerika Serikat. " Tidak ada cara untuk menghitungnya."
Vaksin, sebaliknya, dirancang untuk menghasilkan respons imun yang lebih konsisten dan optimal. Vaksin juga bisa meningkatkan kekebalan yang sudah ada sebelumnya yang mungkin dimiliki seseorang dari infeksi, kata para ahli.
Beberapa negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Turki, mempunyai platform yang mencantumkan pekerja perawatan kesehatan yang sebelumnya memiliki infeksi memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin satu bulan setelah mereka menderita virus corona.
Sebab mereka dianggap sebagai kelompok berisiko tertinggi.
Kelompok risiko lain dapat, dan didorong untuk, divaksinasi enam bulan setelah infeksi.