Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Imbas Penutupan Terusan Suez, 200 Kapal Mandeg Antre untuk Lewat, Kerugian Dunia Ditaksir Tak Terhitung

Ruhil Yumna - Senin, 29 Maret 2021 | 07:45
Fakta Kemacetan Terusan Suez
MAXAR TECHNOLOGIES via AP

Fakta Kemacetan Terusan Suez

GridHype.ID - Kerugian akibat ditutupnya Terusan Zeus diperkiranakan berdampak besar pada dunia.

Melansir dari Kompas.com para analis mengatakan bahwa banyak hal akan bergantung pada berapa lama waktu untuk membukanya lagi.

Diketahui, Terusan Suez macet akibat kapal Ever Given atau kapal Evergreen sesuai nama operatornya, tersangkut diagonal di kedua sisi kanal usai terbawa kencangnya angin badai pasir.

Baca Juga: 16 Juta Dosis Vaksin Sinovac Datang ke Tanah Air, Pakar Jelaskan Alasan Antibodi Bisa Turun Usai Vaksinasi Covid-19c

Kapal Terusan Suez berbendera Panama tersebut panjangnya 400 meter, dengan lebar 59 meter dan bobot 200.000 ton.

Kapal dengan rute menuju Rotterdam, Belanda, itu terjebak sejak Selasa (23/3/2021) dan membuat Terusan Suez terblokade.

Laporan terbaru dari AFP menyebutkan, saat ini ada lebih dari 200 kapal yang antre masuk, dengan muatan bernilai miliaran dollar AS (belasan hingga puluhan triliun rupiah) di dalamnya.

Total nilai barang yang tertunda pengirimannya akibat Terusan Suez macet dan harus dikirim melalui jalur alternatif sangat bervariasi.

Jonathan Owens, spesialis logistik di University of Salford Business School, mengatakan, barang dagangan senilai 3 miliar dollar AS (Rp 43,22 triliun) biasanya melintasi Terusan Suez setiap hari.

Kemudian, Lloyd's List publikasi pengiriman maritim Inggris menyebutkan, total nilai barang yang lalu lalang secara harian di kedua arah Terusan Suez bernilai sekitar 9,6 miliar dollar AS (Rp 138,33 triliun).

Kerugian tak terhitung Mengingat banyaknya perusahaan yang terpengaruh akibat Terusan Suez ditutup, baik secara langsung maupun tidak langsung, saat ini sulit mengukur nilai barang dagangan yang terjebak, menurut analis dari Moody, Daniel Harlid.

Baca Juga: Penawar Covid-19 Terus Dikembangkan, Universitas Oxford Inggris Lakukan Penelitian Vaksin AstraZeneca Versi Inhlaler

Sementara itu, Jai Shirma, pengacara transportasi laut di Clyde and Co, mengemukakan, hanya karena pengiriman tertunda belum tentu itu menjadi kerugian.

Kerugian tak terhitung

Mengingat banyaknya perusahaan yang terpengaruh akibat Terusan Suez ditutup, baik secara langsung maupun tidak langsung, saat ini sulit mengukur nilai barang dagangan yang terjebak, menurut analis dari Moody, Daniel Harlid.

Sementara itu, Jai Shirma, pengacara transportasi laut di Clyde and Co, mengemukakan, hanya karena pengiriman tertunda belum tentu itu menjadi kerugian.

Dampak akhir pada para perusahaan dan kemungkinan reaksi berantai yang masih akan datang tidak bisa dihitung sekarang dan sebagian akan bergantung pada tingkat stok yang ada, imbuhnya.

Rencana Buntuk minyak mentah

Meski insiden Terusan Suez terblokade berbuntut pada kenaikan harga minyak, sektor itu sebenarnya lebih rendah terpengaruh daripada yang lainnya.

Sebab, hanya sekitar 1,74 juta barrel minyak mentah yang dikirim lewat kanal buatan Ferdinand de Lesseps itu setiap harinya.

Sebanyak 80 persen minyak Timur Tengah untuk Eropa, yang secara kuantitas tidak banyak, dikirim melalui pipa Sumed dari Laut Merah ke Mediterania dekat Alexandria, kata Paola Rodriguez dari Rystad Energy.

Baca Juga: Seperti Tahun Lalu, Pemerintah Kembali Larang Mudik Lebaran 2021, Catat Aturannya!

Kapal lain memutar butuh biaya bahan bakar tambahan

Evakuasi kapal Ever Given atau kapal Evergreen bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.

Akibat Terusan Suez macet, kapal-kapal lain harus memutar mengitari ujung selatan Afrika.

Raksasa pengiriman jalur air, Maersk dan Hapaq-Lloyd, secara serius sedang mempertimbangkan opsi selain memutar rute.

Jika mengambil opsi memutar, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan beberapa ratus ribu dollar AS (miliaran rupiah), yang akan berdampak pada kenaikan biaya pengiriman sebesar 15-20 persen, menurut Plamen Matzkoff analis di VesselsValue.

Siapa yang tanggung kerugian?

Lloyd's List melanjutkan, hingga 90 persen pengiriman tidak diasuransikan untuk penundaan.

Akibatnya, pengacara akan terus sibuk berdebat tentang siapa yang harus membayar tagihan.

Baca Juga: Sempat Diizinkan, Kini Mudik Lebaran 2021 Kembali Dilarang Seperti Tahun Sebelumnya, Pemprov DKI Kembali Bahas Aturan Pembatasan

Untuk menurunkan muatan kapal ke dermaga yang bukan tujuannya, biayanya bisa mencapai beberapa juta dollar AS (belasan sampai puluhan miliar rupiah), menurut perkiraan Jai Sharma dari Clyde and Co, karena kontainer harus diturunkan dulu.

Namun, polis asuransi pengangkut kebanyakan ditanggung oleh beberapa perusahaan, kata analis Moody, Soichiro Makimoto.

Oleh karena itu, pembayaran mungkin akan dibagi oleh perusahaan asuransi dan reasuransi.

(*)

Source :Kompas.com tribunnews

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x