GridHype.ID - Para peneliti terus mengembangkan vaksin covid-19 buatannya agar jauh lebih baik dan efektif melawan virus corona.
Melansir dari reuters.com, Universitas Oxford Inggris pada Kamis (25/3) mengatakan sedang meluncurkan riset untuk menyelidiki respons imun dari pemberian vaksin COVID-19 yang dikembangkan bersama AstraZeneca versi inhlaler.
Riset tersebut melibatkan 30 sukarelawan berusia 18-40 tahun untuk uji coba tahap awal.
Para peneliti Inggris pada September lalu mengatakan bahwa calon vaksin COVID-19 versi inhaler sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan Imperial College.
Riset itu bertujuan untuk melihat apakah para relawan memberikan respons imun lokal di dalam sistem pernapasan.
Mengutip dari kompas.com, Kepala peneliti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan, memprediksi, akan semakin banyak variasi vaksin Covid-19 pada 2022.
Vaksin Covid-19 yang baru, termasuk yang tidak menggunakan jarum dan dapat disimpan pada suhu kamar, mungkin siap digunakan akhir tahun ini atau tahun depan.
"Uji klinis dan tinjauan terhadap 6-8 vaksin baru mungkin selesai akhir tahun," kata Swaminathan seperti dikutip dari Bloomberg, 15 Maret 2021.
Vaksin baru nantinya akan menambah daftar 10 vaksin yang sudah terbukti efektif satu tahun setelah pandemi Covid-19.
WHO menyebutkan, dunia membutuhkan lebih banyak stok vaksin, terutama karena peredaran virus yang terus menerus memunculkan varian baru berbahaya.
"Kami sangat senang dengan vaksin yang ada saat ini," kata Swaminathan, dokter anak India yang terkenal karena penelitiannya tentang tuberkulosis dan HIV.
"Tapi kita bisa meningkatkan (kemampuan vaksin) lebih jauh. Saya pikir, saat memasuki tahun 2022, kita akan melihat munculnya vaksin Covid-19 yang lebih baik," lanjut dia.
Vaksin eksperimental saat ini menggunakan teknologi dan metode alternatif.
Lebih dari 80 kandidat vaksin sedang dipelajari pada manusia, meskipun beberapa masih dalam tahap awal pengujian dan mungkin tidak berhasil.
Perusahaan vaksin Covid-19 yang sudah digunakan juga telah mulai menguji versi terbaru yang dirancang untuk melawan varian baru virus corona yang muncul beberapa bulan terakhir.
"Kami sekarang sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan yang sedang mengembangkan vaksin untuk melihat apakah kami dapat meluncurkan sesuatu seperti ini pada platform uji coba global," kata Swaminathan.
Dia optimistis penelitian dapat dimulai pada paruh pertama tahun 2021.
Menguji vaksin dengan relawan dari berbagai etnis, kelompok usia, dan orang dengan kondisi medis yang berbeda membuat hasil lebih dapat digeneralisasikan.
Dan ketika epidemi berkurang di beberapa bagian dunia, seringkali virus masih aktif pada bagian lain.
(*)