Meskipun antibodi menurun bukan berarti tubuh akan menjadi lebih rentan terinfeksi virus.
Selain itu, kondisi kerentanan tubuh terinfeksi sebelum dan sesudah vaksinasi sama saja.
"Sampai nanti saatnya tercapai titer antibodi optimal, baru ada beda kondisi. Maka risiko terinfeksi sebelum dan sementara waktu setelah divaksin, pada dasarnya sama saja," ujarnya.
Ketika antibodi sudah turun dan hampir habis, itu merupakan waktu yang tepat untuk menyuntikkan dosis kedua vaksin.
Ia menuturkan, sel-B memori yang sudah terbentuk dari suntikan pertama, dengan cepat berproliferasi menjadi sel plasma dalam jumlah besar.
"Kemampuan sel plasma hasil dari sel-B memori ini besar sehingga dengan cepat membentuk antibodi dalam jumlah besar," jelas dia.
"Pola itu yang diharapkan terjadi pada pemberian suntikan vaksin dengan 2 dosis berjeda waktu tertentu," sambungnya.
Tonang mengatakan, besaran dosis dan jeda pemberian ini ditentukan dari hasil uji klinik untuk mencari kombinasi yang optimal.
Artinya, turunnya antibodi tidak selalu terjadi pada hari ke-28 usai vaksinasi dosis pertama.