“Meskipun survei dilakukan setelah Presiden sendiri langsung menjadi apa orang pertama yang untuk dipaksain itu masih banyak yang tidak bersedia.
Totalnya itu 41 persen orang yang kurang bersedia atau sangat tidak bersedia,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis secara virtual hasil survei Indikator: ‘Siapa Enggan Divaksin? Tantangan dan Problem Vaksinasi Covid-19,’ Minggu (21/2/2021).
Total dari 41 persen tersebut memiliki rincian sebagai berikut:
- 39,1 persen orang kurang bersedia, dan
- 8,9 persen orang tidak bersedia.
Pasalnya, berdasarakan hasil survei Indikator pada Desember lalu, orang tidak bersedia divaksin menyentuh angka 43 persen.
“Efek dari Presiden Jokowi divaksin pertama ada. Tetapi efeknya hanya dua persen yang menurunkan masyarakat yang awalnya tidak bersedia menjadi bersedia untuk divaksin,” terangnya.
Menurutnya, persenan orang yang tidak bersedia disuntik vaksin ini masih cukup besar.
Berdasarkan hasil survei orang yang bersedia divaksin hanya menyentuh angka 45 persen, dengan rincian:
- 15,8 persen sangat bersedia divaksin, dan
- 39,1 persen cukup bersedia untuk disuntikkan vaksin terhadap dirinya.