Dikutip dari Express.co.uk, dengan pemilihan presiden AS yang semakin dekat, tindakan Amerika di Laut Cina Selatan dapat menjadi tanggung jawab Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS.
Kandidat dari Partai Demokrat tersebut sejauh artikel ini ditulis masih mengungguli Donald Trump dalam perolehan suara elektoral.
Joe Biden mendapatkan 264 suara elektoral, sementara Donald Trump 214.
Calon dapat dikatakan menang jika suara elektoral mencapai batas minimal 270.
The New York Times bulan lalu melaporkan bahwa ada risiko peningkatan permusuhan mengingat retorika China baru-baru ini.
“Nada militeristik mencerminkan sifat hawkish Xi. Risikonya adalah bahwa propaganda dapat diterjemahkan menjadi tindakan yang lebih provokatif," kata laporan tersebut.
Joe Biden telah memperingatkan bahwa dia akan bersikap keras terhadap China jika dia memenangkan kursi kepresidenan.
Liz Economy, seorang rekan senior di Institut Hoover Universitas Stanford dan Dewan Hubungan Luar Negeri mengatakan minggu ini, akan ada perubahan kebijakan jika Biden terpilih.
"Saya pikir perubahan kebijakan terkait China yang paling signifikan dalam pemerintahan Biden mungkin adalah komitmen baru terhadap kepemimpinan AS dalam menangani tantangan global."
"Bahwa China tidak dapat menangkap dan mengubah sistem pemerintahan global agar sesuai dengan kepentingannya yang sempit," katanya.