Ariza mengaku, belum bisa memastikan apakah seluruh pemuda yang reaktif Covid-19 akan dibawa ke RS Darurat Wisma Atlet atau tidak.
Sebab ada tahapan selanjutnya yang harus dilalui seperti pengecekan PCR dan tracing kepada orang yang pernah kontak fisik dengannya.
“Nanti kami lihat yah, diidentifikasi dulu 14 orang itu dari kampus-kampus mana atau dari sekolah mana. Itu baru reaktif dan nanti diteruskan ke swab. Tahapannya begitu,” jelasnya.
Bagi mereka yang tidak reaktif Covid-19, kata dia, langsung dikembalikan kepada orangtuanya masing-masing. Berdasarkan informasi yang didapat, proses pemulangan mereka akan selesai hari Jumat (9/10/2020) ini.
“Insyaallah hari ini selesai, dan ada 256 sisanya yang akan didalami (ke arah pidana) karena ada bukti-bukti melakukan pengrusakan,” ujar Ariza.
Dalam kesempatan itu Ariza menyatakan, aspirasi mereka akan disampaikan kepada pemerintah pusat.
Sebagai pemerintah daerah, pihaknya tentu melayani masyarakat, meski yang berada di barisan pro atau kontra terhadap kebijakan pemerintah pusat.
“Semua masyarakat kami layani dengan baik, yang pro-kontra tugas kami melayani. Aspirasi daripada masyarakat yang demo, kami berjanji akan menyampaikan ke pmerintah pusat,” jelas Ariza.
Namun Ariza berharap, agar para pendemo juga memikirkan nasib warga lainnya. Terutama tidak merusak fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos dan fasum) yang dibangun pemerintah untuk warganya.
“Terkait demo, itu adalah isi dan hak daripada masyarakat. Bagi kami yang penting tolong ditaati jangan sampai melakukan pengrusakan-pengrusakan. Kedua, tolong dijaga jangan sampai ada kerumunan. Tolong dijaga jarak. Jangan sampai nanti demo, tahu-tahu klaster baru. Kasihan nanti anak istri dan keluarga,” imbuhnya.