GridHype.ID - Indonesia dikenal sebagai wilayah yang memiliki banyak suku bangsa dan budaya yang beragam.
Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas yang sepatutnya kita hormati.
Namun, kisah berikut ini justru sebaliknya, mereka dinilai tidak menghormati budaya yang ada di wilayah tersebut.
Sebagai sebuah wilayah yang sangat menjunjung tinggi Syariat agama Islam, tentunya kita tidak bisa sembarangan bersikap Di Aceh.
Bisa-bisa nasib apes seperti 10 Ibu-ibu ini terjadi pada kita.
Para Ibu-ibu ini menghebohkan jagat maya setelah bersepeda dengan pakaian ketat.
Baca Juga: Bersepeda Jadi Tren Di Tengah Pendemi Corona, Pesepeda Pemula Wajib Waspadai Serangan Jantung!
Begini nasib mereka setelah membuat Walikota murka.
Sebanyak 10 pesepeda perempuan yang gowes keliling Banda Aceh tanpa mengenakan hijab dan berpakaian ketat (warna pink) fotonya viral di media sosial.
Hal ini langsung membuat geram Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman.
Baca Juga: Meski Puasa Tak Ada Alasan Malas Olahraga karena Tubuh Harus Tetap Fit
Diberi bimbingan
Kabag Humas Pemko Kota Banda Aceh Irwan saat dikonfirmasi menyebutkan, kelompok perempuan bersepeda itu telah diamankan ke kantor Satpol PP-WH sesuai permintaan Wali Kota Banda Aceh.
Mereka diamankan untuk dimintai keterangan dan diberi pembinaan.
“Tadi mereka sudah dimintai keterangan di Kantor Satpol PP WH, terkait kenapa mengenakan pakaian yang melanggar nilai syariat Islam, kemudian mereka juga diberikan pembinaan oleh ustaz,” kata Irwan saat dihubungi, Senin (06/07/2020).
Baca Juga: Geluti Hobi Baru, Tak Tanggung-Tanggung Denny Cagur Beli Sepeda Seharga Mobil, Begini Penampakannya
Menurut Irwan, setelah dimintai keterangan oleh petugas Satpol PP-WH dan dilakukan pembinaan dari ustaz, kelompok wanita klub pesepeda diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.
"Tadi sore (Senin) sudah dibolehkan kembali ke rumah masing-masing setelah dimintai keterangan dan pembinaan," lanjutnya.
Saat diperiksa petugas Satpol PP-Wh, para anggota klub pesepeda itu mengaku khilaf dalam mengenakan busana ketat tanpa hijab saat gowes ria keliling Banda Aceh pada Minggu (05/07/2020).
Aksi mereka viral di media sosial hingga menimbulkan kecaman dari para netizen.
“Tadi setelah mereka dibina dan membuat surat pernyataan minta maaf serta tidak mengulangi kembali perbutannya mereka sudah dibolehkan pulang kembali, tadi ada 10 orang mereka dibina termasuk ada yang datang orangnya tadi,” ujarnya.
Pelaku Kini Diburu Masing-masing pesepeda sudah meminta maaf melalui surat pernyataan, dan berjanji tidak mengulangi kembali perbuatannya.
"Kemudian nanti mereka bersedia mempublikasikan surat pernyataan itu di akun media social masing-masing, tadi juga ada kami videokan pernyataan mereka," kata Irwan.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Banda Aceh geram dengan viralnya foto-foto dan video perempuan berbaju seksi berwarna merah muda (pink) tanpa hijab bersepeda keliling Banda Aceh.
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman langsung meminta Satpol PP-WH menangkap kelompok perempuan yang dinilai tidak berbusana sesuai dengan qanun syariat Islam yang berlaku di Aceh.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Puasa Ramadan? Begini Penjelasan Ahli Agama
“Kota ini menerapkan syariat Islam, setiap tamu yang datang harus menghargai dan menaati aturan yang ada di kota ini,” kata Aminullah yang dikutip Kompas.com di wabsite resmi Pemkot Banda Aceh, Senin (06/07/2020).
Aminullah meminta Satpol PP WH untuk segera menangkap kelompok wanita yang bergowes ria keliling kota Banda Aceh pada Minggu (05/07/2020) itu untuk diberikan pembinaan.
“Satpol PP dan WH cari keberadaan mereka, panggil dan lakukan pembinaan,” tulis Aminullah.
Baca Juga: Nasi Jadi Mubazir Karena Cepat Bau dan Basi? Bisa Jadi Ini Akar Masalahnya
Aminullah menyebutkan, siapa pun yang berada di Kota Banda Aceh diminta untuk menghargai nilai-nilai syariat yang berlaku.
Meskipun tamu dari kalangan non muslim, kata Aminullah, mereka harus bisa menghargai norma-norma yang ada di Aceh.
Artikel ini telah tayang di GridFame.ID dengan judul Bersepeda dengan Pakaian Ketat Keliling Kota, Begini Nasib 10 Ibu-ibu di Aceh yang Sempat Kena Murka Walikota(*)