Para peneliti menyimpulkan, mutasi gen BHLHE41 tertentu dapat membuat seseorang waktu mengurangi tidur total sambil mempertahankan tidur NREM dan memberikan ketahanan terhadap efek kurang tidur.
NREM mengacu pada gerakan mata yang tidak cepat, meliputi tiga tahap tidur yang penting untuk pemulihan fisik dan konsolidasi memori.
Studi lain yang dipublikasikan tahun 2019 di jurnal Neuron juga menemukan bahwa mutasi pada gen ADRB1 telah menyebabkan sifat tidur pendek dialami pada manusia.
Dalam studi terkait short sleeper syndrome atau sindrom tidur pendek tersebut para peneliti mencatat, dalam populasi manusia, mutasi gen tersebut termasuk mutasi langka, dengan kejadian 4.028/100.000.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Sindrom Tidur Pendek yang Dialami Elon Musk hingga Barack Obama?"
Baca Juga: Sudah Pasti Lupa Ketika Bangun Tidur, Ternyata Begini Cara Mudah Mengingat Mimpi
(*)