Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dialami oleh Elon Musk hingga Barack Obama, Apa Sebenarnya Sindrom Tidur Pendek Itu?

Helna Estalansa, None - Senin, 23 Januari 2023 | 09:00
Ilustrasi tidur
PEXELS/ANDREA PIACQUADIO

Ilustrasi tidur

GridHype.ID -Siapa sih yang tidak tidur setiap harinya?

Tentu semua orang akanmelakukannya ya.

Baik itu tidur siang maupun tidur malam, kita pasti melakukannya setiap hari.

Nah, tidur malam sendiri adalah cara tubuh mengistirahatkan diri, yang normalnya dilakukan selama 8 jam.

Namun, beberapa pesohor dunia seperti Elon Musk hingga Barack Obama mengaku tidur dengan waktu yang relatif pendek.

Kondisi yang dialami Musk dan Obama ini dikenal sebagai sindrom tidur pendek atau short sleeper syndrome.

Apa itu sindrom tidur pendek?

Tidur malam bagi manusia, memainkan peran penting dalam kesehatan.

Sebab, aktivitas ini memungkinkan orang untuk berpikir jernih, berfungsi secara efektif, dan memberikan kesempatan pada otak untuk 'mencuci' dirinya sendiri.

Umumnya, seperti dilansir dari Live Science, Kamis (19/1/2023), menurut National Sleep Foundation, orang dewasa membutuhkan antara tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam.

Sindrom tidur pendek yang dialami mantan presiden AS Barack Obama, misalnya, ia mengaku setiap malam hanya tidur sedikitnya lima jam selama masa kepresidenannya.

Baca Juga: Sulit Tidur Pasca Alami KDRT, Venna Melinda Curhat Minta Diterapi untuk Traumanya, Athalla: Dia Tidur Cuma Dua Jam...

Namun, apakah sindrom tidur pendek ini benar-benar ada?

Spesialis tidur dan ahli saraf perilaku di Maynooth University di Irlandia, Andrew Coogan mengatakan bahwa sindrom tidur pendek adalah kondisi nyata.

"Short sleeper syndrome dialami oleh orang-orang yang biasanya memiliki durasi tidur pendek di malam hari tetapi tidak mengalami efek buruk dari rasa kantuk yang berlebihan, gangguan kognitif, atau suasana hati yang lebih rendah di siang hari," katanya.

Lebih lanjut Coogan menjelaskan, tidur singkat bagi mereka yang mengalami sindrom tersebut, sudah cukup secara fisiologi pribadi mereka sendiri.

Dengan kata lain, orang yang tidur singkat atau mengalami sindrom tidur pendek ini tetap merasa cerah dan terjaga, bahkan dengan tidur yang lebih sedikit dari yang disarankan.

Sindrom tidur pendek karena genetik dan langka

Para ilmuwan meyakini bahwa orang yang mengalami sindrom tidur pendek ini umumnya ditentukan oleh faktor genetik.

Jadi itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan orang karena dilatih atau terpaksa dilakukan.

"Sindrom tidur pendek yang sebenarnya mungkin merupakan sifat yang ditentukan secara genetik," kata Coogan.

Baca Juga: Jangan sampai Salah, Ternyata Segini Durasi Tidur Siang yang Ideal

Sebab, terkait penyebab sindrom tidur pendek ini, terdapat penelitian yang mengidentifikasi gen dalam keluarga yang terlibat dapat mengalami sindrom tidur pendek.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2014 di jurnal Sleep menemukan bahwa varian gen yang disebut BHLHE41 dikaitkan dengan tidur pendek dan resistensi terhadap kurang tidur.

Para peneliti menyimpulkan, mutasi gen BHLHE41 tertentu dapat membuat seseorang waktu mengurangi tidur total sambil mempertahankan tidur NREM dan memberikan ketahanan terhadap efek kurang tidur.

NREM mengacu pada gerakan mata yang tidak cepat, meliputi tiga tahap tidur yang penting untuk pemulihan fisik dan konsolidasi memori.

Studi lain yang dipublikasikan tahun 2019 di jurnal Neuron juga menemukan bahwa mutasi pada gen ADRB1 telah menyebabkan sifat tidur pendek dialami pada manusia.

Dalam studi terkait short sleeper syndrome atau sindrom tidur pendek tersebut para peneliti mencatat, dalam populasi manusia, mutasi gen tersebut termasuk mutasi langka, dengan kejadian 4.028/100.000.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Sindrom Tidur Pendek yang Dialami Elon Musk hingga Barack Obama?"

Baca Juga: Sudah Pasti Lupa Ketika Bangun Tidur, Ternyata Begini Cara Mudah Mengingat Mimpi

(*)

Source :Kompas.com

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x