"Saya tidak ada di dalam daftar eksekutif perusahaan sehingga kewenangan saya sangat terbatas."
"Yang saya lakukan selama ini adalah meningkatkan kualitas pemain dan pelatih, memberikan fasilitas terbaik supaya mereka bisa berlatih dengan nyaman, serta memastikan gaji mereka terpenuhi dengan baik,” tambahnya.
Juragan 99 juga memastikan tidak ada paksaan maupun tekanan saat mengambil keputusannya tersebut.
Mengutip Kompas.com, hal itu didasari bentuk tanggung jawab moral sebagai pemimpin Arema FC atas tragedi Stadion Kanjuruhan.
"Pengunduran diri ini tidak ada pressure dari pihak mana pun," katanya saat mengumumkan pengunduran dirinya di Kantor Arema FC, Sabtu (29/10/2022) siang.
"Itu murni karena tanggung jawab moral saya, murni karena saya sangat merasakan kesedihan, traumatis, dan saya tanggung jawab untuk mundur," katanya.
Selain itu, Gilang Widya Pramana membantah bahwa keputusannya untuk mundur sebagai pemimpin tim Arema FC adalah ingin lari dari penyidikan yang sedang berjalan.
Ia menegaskan meskipun sudah tak lagi menjabat, ia siap diperiksa kembali jika dibutuhkan.
"Tidak ada kaitannya dengan pemeriksaan saya di Polda. Saya tetap siap dan kooperatif," katanya.
(*)