Riwayat kekerasan bersenjata api di Thailand
Kasus penembakan massal, seperti yang terjadi di pusat penitipan anak, bukan pertama kalinya di Thailand.
Dilansir dari Reuters, dalam beberapa tahun belakangan terdapat sejumlah kasus kekerasan bersenjata api yang menelan korban jiwa.
Pada Februari 2020, seorang tentara yang marah ketika melakukan transaksi properti mengamuk di empat lokasi sekitar Nakhon Ratchasima.
Dalam peristiwa itu, 29 orang tewas dan 57 lainnya luka-luka. Sebagian besar korban berada di pusat perbelanjaan Terminal 21.
Penembak yang berusia 32 tahun melawan ketika hendak ditangkap. Dia bertahan dari pengepungan dengan senapan serbu dan amunisi yang dicuri dari pangkalan militernya.
Pelaku kemudian ditembak mati. Hanya 10 hari setelah penembakan massal itu, seorang pria membunuh mantan istrinya dan melukai orang lain di sebuah pusat perbelanjaan di Bangkok.
Pada Juni 2021, seorang mantan tentara melepaskan tembakan di sebuah rumah sakit virus corona di dekat Bangkok, menewaskan seorang pasien berusia 54 tahun setelah sebelumnya menembak mati seorang karyawan toko serba ada (toserba).
Pria bersenjata berusia 23 tahun itu percaya pasien di rumah sakit adalah pecandu narkoba dan mengatakan dia membenci pecandu narkoba.
(*)