Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di tanah air, jangan sampai ada lagi tragedi kemanusian seperti ini di masa yang akan datang.
Sportivitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang ini menuai beragam komentar publik, salah satunya soal pengunaan gas air mata.
Salah seorang saksi mata menjelaskan kronologi terjadinya kericuhan yang menewaskan banyak korban ini.
Diketahui bahwa kericuhan berawal pada pukul 22.00 WIB saat dua supporter turun ke lapangan.
Saat itu, pihak kepolisian menghalau massa yang turun menggunakan gas air mata.
"Awalnya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribun pintu 12, saya sama lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar," katanya.
Kerusuhan yang bermula di dalam stadion nyatanya merambat ke luar stadion.
Bahkan, hal tersebut menyebabkan sekelompok orang melakukan perusakan terhadap mobil dinas polisi.