Ia mengatakan bahwa jengkol dengan kandungan asam oksalatnya boleh dikomsumsi. Hanya saja, tidak boleh berlebihan.
Sayangnya, belum ada batas maksimum yang pasti untuk konsumsi jengkol, demi menghindari efek negatif tersebut.
"Toksivitas juga ada penelitiannya tetapi berapa jumlahnya itu belum ada batasan karena ada keragaman kan," tutur Sulaeman.
Sementara menurut Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD.,KGH, Bagian Ginjal dan Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam, FKUI dalam berita Kompas.com yang tayang pada Sabtu (10/6/2017), batas maksimum jengkol bisa tergantung pada kondisi tubuh seseeorang.
Jika pH darah seseorang normal, asam jengkolat bisa dikatakan aman.
Namun, jika cenderung asam atau nilai pH kurang dari tujuh, asam jengkolat dapat membentuk kristal tidak larut.
Cara menghindari beragam efek negatif makan jengkol, Okki menyarankan sebaiknya perbanyak minum air putih dibandingkan dengan minuman lain.
"Tidak boleh minum yang mengandung diuretik atau yang bikin gampang buang air kecil, seperti teh, kopi dan soda. Jadi, harus air putih supaya bisa disekresikan dengan baik," ujar Okki.
(*)