Baca Juga: Penyebaran Subvarian Omicron Terdeteksi di 5 Negara, Begini Kata WHO
“Sepertinya banyak yang mengarah pada peradangan saraf,” kata Ratai.
“Tampaknya pada pasien ini – bahkan setelah fase akut – masih ada beberapa peradangan saraf yang dapat menyebabkan kabut otak atau hal-hal lain ini,” jelasnya.
Sedangkan menurut dokter dari Indonesia, long Covid-19 pada pasien infeksi Omicron, bisa saja terjadi.
Menurut dr. Dicki Harnanda dari RS Mitra Plumbon CirebonOmicron pertama kali diidentifikasi pada bulan November.
Meski beberapa penelitian awal menyebutkan varian ini tidak seganas yang sebelumnya, tapi jangan disepelekan, .
Alasannya, karena Omicron masih bisa menyebabkan penyakit yang berat bahkan kematian.
Dan yang jauh lebih penting, belum cukup data mengenai apakah Omicron bisa menyebabkan long Covid.
"Dan ini harus diwaspadai. Pengalaman-pengalaman dari varian-varian sebelumnya, bahkan orang yang tidak bergejala pada saat infeksi akut pun, tetap bisa mengalami long Covid," ujarnya, dikutip dari VOA (15/2/2022).
Ia menambahkan, berat atau ringannya gejala saat sakit, tidak menentukan dampak long Covid.
"Artinya kalau kita selama ini berasumsi, 'Oh karena Covid-nya berat, dirawat di rumah sakit, masuk ICU, pasti nanti long Covid. Oh kalau saya, saya seorang atlet, tidak mengalami gejala apapun, berarti tidak akan mengalami long Covid.' Itu salah besar," ujar pria yang telah menangani pasien Covid selama dua tahun ini.